“AKU, AKULAH TUHAN DAN TIDAK ADA JURUSELAMAT SELAIN DARI PADAKU. AKU, AKULAH DIA YANG MENGHAPUS DOSA PEMBERONTAKANMU OLEH KARENA AKU SENDIRI DAN AKU TIDAK MENGINGAT-INGAT DOSAMU”

"AKU, AKULAH TUHAN DAN TIDAK ADA JURUSELAMAT SELAIN DARI PADAKU. AKU, AKULAH DIA YANG MENGHAPUS DOSA PEMBERONTAKANMU OLEH KARENA AKU SENDIRI DAN AKU TIDAK MENGINGAT-INGAT DOSAMU" (Yesaya 41:11; Yesaya 43:25)

ONLINEKRISTEN.COM, JAKARTA – Gaya bahasa dengan menggunakan kata ganti orang pertama, memiliki makna yang amat kuat, signifikan dan definitif, untuk menyatakan secara pasti serta adequat bahwa sang Aku lah yang melakukan tindakan itu. Aku, Akulah yang melakukan action bukan orang lain, pihak lain atau institusi lain.

Gaya bahasa seperti ini bisa kita temukan baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru, Yesus acap kali menggunakan gaya bahasa “Aku”untuk menegaskan kesiapaan diriNya dan menyatakan dengan lebih kuat apa visi dan misinya ditengah dunia. Materi dalam konteks itu dirasa lebih kukuh dan mendalam apabila disampaikan dalam bentuk “Aku”.

Dari aspek ‘rasa bahasa’ ada saja orang yang menafsirkan bentuk Aku seperti ini sebagai wujud dari rasa ‘superior’bahkan sikap arogan seseorang.


Namun membaca teks dan konteks dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tafsir semacam itu kehilangan relevansinya.

Yesus tidak dalam kapasitas arogan atau menunjukkan superioritasnya tapi Ia menyatakan hal itu lebih dalam pengertian untuk menunjukkan kasihNya yang menyelamatkan umat manusia.

Dirinyalah penyelamat umat manusia bukan orang lain. Dialah satu-satunya Juruselamat umat manusia; tak ada pihak lain yang melakukan tindakan besar seperti itu.


Tindakan penyelamatan itu tak ada bandingannya dengan peristiwa apapun. Itu terjadi sekali, satu-satunya dan sempurna.

Gereja-gereja saat ini sedang menjalani Minggu Pra Paskah menyongsong hari Jumat Agung dan Paskah pada hari Jumat dan Minggu yang akan datang ini.

Selama 7 Minggu Gereja-gereja menghayati ulang peristiwa penderitaan yang Yesus alami untuk membebaskan umat manusia dari belenggu dosa.


Derita Yesus bukan fiktif atau cerita imajiner seorang novelis. Yesus secara riil dan konkret menderita ketika Pontius Pilatus memerintah. Sejarah mencatat peristiwa itu dan bisa diverifikasi kebenarannya.

Kitab Nabi Yesaya yang dikutip diawal tulisan ini memberikan penegasan bahwa Allah yang berfirman melalui nabi Yesaya adalah Juruselamat, bahkan Juruselamat satu-satunya !

Hal yang menarik adalah bahwa istilah ‘Juruselamat’ sudah digunakan pada saat itu pada sekitar abad ke-8 SM


Itu berarti bahwa rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia dengan konsep Juruselamat bukan hal baru tetapi telah lama sekali “diprogramkan”. Oleh dan melalui diri Yesus Kristus lah konsep itu mewujud nyata secara sempurna.

Mari kita jalani Minggu Pra Paskah dengan.penuh syukur dan sukacita karena melalui Yesus Kristus kita mengalami keselamatan yang sempurna.

Selamat Merayakan Hari Minggu. God bless

Weinata Sairin

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.