FKPI Desak Tutup Aliran Dana Penyumbang Terorisme

FKPI Desak Tutup Aliran Dana Penyumbang Terorisme

Forum Kerukunan Pemuda Indonesia (FKPI) mendesak pemerintah untuk membuka ke publik lembaga-lembaga pemerintah penerima dan donatur aksi radikalisme yang mengarah ke aksi terorisme. Juga, mendesak pemerintah untuk menindak tegas dan menutup aliran dana penyumbang aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Demikian dua butir penting pernyataan sikap yang dibacakan Koordinasi Aksi FKPI, Aam Haerul Amri yang berasal dari PP Gerakan Pemuda Ansor, menyikapi ledakan bom yang terjadi Jl MH Thamrin, Jakarta (14/1), dalam sebuah aksi solidaritas FKPI yang berlangsung di lokasi terjadinya ledakan bom di Kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta, Minggu malam, 24 Januari 2016.

Dalam aksi solidaritas tersebut, aktivis FKPI menyalakan lilin dan menabur bunga di Pos Polisi, Thamrin, yang terkena ledakam bom.


FKPI terdiri dari Organisasi Kepemudaan dan ormas lintas agama tingkat pusat yakni PP Gerakan Pemuda Ansor, PP Pemuda Muhammadiyah, PP Pemuda Katolik, DPP GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia), DPN Peradah Indonesia dan DPP Gemaku.

Lebih lanjut, FKPI menyatakan tragedi bom di Jantung ibukota DKI Jakarta (jalan Thamrin) menyentak perhatian masyarakat Indonesia dan dunia.

“Rangkaian bom yang meledak hanya berjarak dua kilometer dari Istana Negara tentu menambah prihatin segenap bangsa dan negara ini, begitu gampangkah nyawa manusia menjadi “konser” atas nama Agama dan demi memperebutkan “pemimpin” ISIS Asia Tenggara dengan membuat teror dan membunuh banyak orang,” tegas Aam Haerul Amri.


Kasus radikalisme agama, kata dia, terus menjadi dilema umat manusia, tidak terkecuali di Indonesia.

“Bahkan, di Indonesia, diseminasi paham radikalisme agama tak hanya ada di institusi pendidikan, tapi juga telah tersemai di media sosial dan internet. Kedua tempat tersebut menjadi ruang terbuka munculnya paham radikalisme agama,” ujar Aam.

Hal ini tentunya bukan tanpa sebab. Paham-paham radikalisme mampu memyebar dengan cepat seperti fenomena gunung es, kelihatan kecil di permukaan tapi besar di kedalaman.


“Tentunya tidak mungkin mereka melakukan aksi-aksi bom bunuh diri dan pelatihan diklat fisik mental “pengantin” jihad, tanpa mendapat dukungan dan sumbangan dari “invisible hand” yang berkepentingan untuk menghancurkan ideologi Pancasila dan memecah belah keutuhan NKRI,” pungkas dia.

Hal senada ditegaskan Michael Wattimena, Ketua Umum DPP GAMKI,  yang juga mengutuk segala bentuk kekerasan, radikalisme dan terorisme di bumi Indonesia tercinta.

“Kami mengharapkan kepada pihak TNI dan POLRI untuk segera menuntaskan segala bentuk radikalisme dan terorisme yang saat ini mekar dan tumbuh di Indonesia agar tidak ada lagi segala bentuk radikalisme dan terorisme di bumi tercinta RI,” tegas Politisi Partai Demokrat ini.


Michael juga menghimbau kepada seluruh komponen pemuda untuk membangun kohesivitas kebangsaan agar Indonesia tetap jaya sehingga tidak lagi tumbuh benih kekerasan dan radikalisme dengan mengatasnamakan agama.

“Sebab agama manapun tidak pernah mengajarkan kekerasan. Tetapi agama mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sehingga kami dari FKPI baik dipusat dan daerah untuk tetap menjaga NKRI yang utuh dan jaya,” tandas dia.


Berikut kedelapan pernyataan sikap FKPI :

  1. Duka cita mendalam atas jatuhnya korban aksi-aksi teror di seluruh dunia khususnya kepada para korban ledakan bom MH Thamrin beberapa waktu lalu.
  2. Forum Kerukunan Pemuda Indonesia (FKPI) mengutuk segala bentuk aksi radikalisme dan terorisme atas nama agama dan aliran agama apapun di Indonesia.
  3. FKPI mendesak pemerintah untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana teroris ketika didalam dan pasca dipenjara.
  4. Mendesak pemerintah untuk membuka ke publik lembaga-lembaga pemerintah penerima dan donatur penyumbang aksi radikalisme yagn mengarah ke aksi terorisme.
  5. Mendesak pemerintah untuk menindak tegas dan menutup aliran dana penyumbang aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia.
  6. Mendesak pemerintah untuk segera menutup atau memblokir situs media massa yang mengarah pada penggiringan terhadap aksi radikalisme dan terorisme.
  7. Menghimbau seluruh pemuda lintas agama untuk bersatu padu menjadi garda terdepan pencegahan aksi radikalisme dan terorisme.
  8. Menghimbau kepada semua elemen bangsa untuk lebih tenang dan waspada terhadap segala ancaman teror yang ada ditengah-tengah masyarakat.



(VR/1)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.