STT REM Gelar Kuliah Umum “Disruption” Hadirkan Rhenald Kasali

Jakarta, ONLINEKRISTEN.COM, Sekolah Tinggi Teologia Rahmat Emmanuel (STT REM) menggelar kuliah umum bertajuk “Disruption” dengan menghadirkan Guru Besar FEUI, Prof Rhenald Kasali, PhD dan Ketua Umum Aspirasi dan Direktur Program Pasca Sarjana STT REM, William Wiguna M.Pd, CPHR, CBA, CPI, yang diadakan di Kampus STT REM, Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 8 Januari 2018.

Kuliah umum yang dihadiri para dosen, mahasiswa dan pimpinan perguruan tinggi tersebut dipandu Direktur Eksekutif Conrad Supit Center, Johan Tumanduk, SH, MM, MMin, MPdK.

Ketua STT REM, Dr Ariasa H Supit dalam sambutannya mengatakan era disruption suka atau tidak suka sudah datang.

“Dia (disruption) datang kepada kita. Kita tidak ada pilihan kecuali membiasakan diri dengan namanya disruption. Baik itu disruption teknologi dan lainnya. Karena memang eranya sudah berubah. Dan kami sangat senang semua yang hadir disini mau tahu apa itu disruption. Saya yakin sekali hari ini kita pasti diberkati dengan wawasan, pemikiran dan dan perspektif yang baru mengenai waktu yang akan datang,” kata dia.

Lebih lanjut Staf Khusus Bidang Komunikasi Presiden Jokowi ini mengatakan Presiden Jokowi juga sering menegaskan dihadapan para pimpinan asosiasi perguruan tinggi negeri dan swasta bahwa dunia pendidikan tidak seperti dulu lagi.

“Yang diperlukan kini bukan hanya fakultas ekonomi, baik itu jurusan manajemen dan akuntansi saja. Sebab dunia sudah berubah. Karena itu, bila perlu lembaga pendidikan membuka prodi khusus cara membuat video, infografis, Vlog, dan lainnya,” pungkas dia.

Sementara Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio, mengatakan “Disruption” merupakan tema yang menjadi perhatian bagi KPI apalagi jika dikaitkan dengan revisi Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002, yang dianggap sudah ketinggalan zaman karena tidak mampu mengantisipasi perkembangan teknologi yang senantiasa berkembang lebih dari yang diperkirakan.

Menurut Agung, sejak ditemukan internet, perkembangan teknologi telah mengubah landscape segala aspek kehidupan, termasuk landscape dunia penyiaran.

“Definisi penyiaran tradisional yang sangat tergantung pada medium penyiaran yang ada pada saat itu, seperti televisi dan radio, sudah tidak mampu lagi karena ruang lingkup dari penyiaran ternyata melewati televisi dan radio. Sekarang media penyiaran ada dimana-mana. Ada Youtube, Facebook, Whatsapp, Instagram dan sejenisnya. Jadi bukan lagi televisi dan radio. Konsep pemikiran sekarang adalah anytime, anywhere dan any devices,” tegas dia.

Sedangkan Rhenald Kasali, dalam kuliah umum, menyampaikan saat ini adalah era disprution. Dan yang dimaksud disruption sebenarnya adalah inovasi. Namun berbeda dengan inovasi yang dipelajari di masa lalu. Ini adalah inovasi yang disruptif. Yakni membandingkan dengan inovasi yang lama yaitu sustaining inovation (inovasi berkelanjutan).

Disruptive inovation adalah inovasi yang mengakibatkan segala temuan yang terdahulu itu tiba-tiba menjadi tidak berharga lagi. Ini zaman yang memungkinkan hal itu terjadi,” jelas dia.

Rhenald mencontohkan inovasi berkelanjutan yang pernah dilakukan oleh Handphone Nokia. Dulu Nokia itu berat sebesar batu bata dan antenanya juga panjang. “Namun berkat inovasi perlahan-lahan (Nokia) maka makin kecil dan feasible,” tandas dia.

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.