Carl Jung: “It all depends on how we look at things and not on how they are themselves”

Carl Jung: "It all depends on how we look at things and not on how they are themselves"

ONLINEKRISTEN.COM, JAKARTA – Salah satu ciri atau kekayaan sebuah kehidupan dalam dunia modern adalah bahwa kita setiap saat, nyaris tak kenal waktu, dipenuhi oleh berbagai informasi tentang peristiwa yang terjadi dikekinian sejarah.

Cerita berbagai jenis hadir dalam ruang-ruang privat kita, berikut gambarnya, dan terkadang membuat kita larut didalamnya. Koran, televisi, media sosial termasuk internet didalamnya telah menjadikan kita bagian dari warga dunia.

Sisi positif menempatkan kita sebagai warga dunia adalah semua informasi tentang apa yang terjadi dalam level dunia kita tahu; serentak dengan itu ada juga aspek negatifnya yaitu bahwa ada berita-berita yang amat mengganggu kenyamanan kita sebagai pribadi yang terjadi dipanggung sejarah.


Kegaduhan yang dialami masyarakat kita dalam beberapa waktu terakhir ini oleh karena menyatunya beberapa isu yang kemudian ditanggapi dalam perspektif kepentingan pribadi/kelompok/golongan. Disana menyatu soal-soal politik, kebahasaan, keagamaan, primordialisme, yang agak mengecilkan aspek-aspek nasionalisme/kebangsaan.

Sisi negatif dari adanya percepatan informasi adalah kuatnya daya tular sebuah petistiwa. Pernah terjadi pemberitaan televisi tentang perusakan rumah ibadah disuatu wilayah telah memicu peristiwa serupa di wilayah lainnya.

Contoh seperti ini banyak yang bisa diangkat dan hal itu tidak bisa dikatakan sebagai sebuah kebetulan. Bom bunuh diri yang diledakkan di Manchester Area tanggal 22 Mei 2017 dan menewaskan 22 orang serta melukai 59 orang telah menimbulkan ketakutan besar bagi dunia.


Tanpa disangka bom bunuh diri seperti itu diledakkan tanggal 24 Mei 2017 di area terminal Kampung Melayu Jakarta dan telah menimbulkan kehebohan serta ketakutan luar biasa bagi masyarakat.

Kita belum bisa memastikan keterhubungan antara bom bunuh diri Manchester dengan bom bunuh diri Kampung Melayu namun nuansa ketakutan teror Manchester itu mendapat pengulangan dan resonansi pada peristiwa teror Kampung Melayu.

Dikalangan warga masyarakat beragama Kristen yang tanggal 25 Mei 2017 akan melakukan ibadah khusus sehubungan dengan Hari Kenaikan Yesus Kristus ke surga, teror bom Kampung Melayu dirasakan amat mengganggu, bahkan secara ekstrim teror bom itu ditafsirkan ada yang secara sengaja ingin mengganggu aktivitas kristiani.


Menghadapi aksi teror bom ini yang kecenderungannya makin menguat maka pemerintah bersama seluruh komponen masyarakat, termasuk lembaga-lembaga keagamaan mesti bersatu hati dan bersatu aksi untuk melawan terorisme dalam segala bentuknya demikian juga pemerintah harus bersikap tegas sesuai dengan ketentuan perundangan terhadap ormas yang secara jelas menentang Pancasila.

Jung seorang psikolog mengingatkan kita bahwa segala peristiwa yang hadir menyinggahi ruang-ruang kehidupan kita itu semuanya tergantung pada bagaimana kita melihat/memahami peristiwa itu dan tidak pada peristwa itu sendiri.

Ungkapan Jung ini membantu kita agar kita tidak tenggelam, terjebak, terpenjara pada sebuah peristiwa, tetapi bagaimana kita menafsir peristiwa itu dalam perspektif kita dan berdasarkan itu kita merumuskan solusinya dengan cerdas.


Dalam konteks teror bom misalnya kita mesti cerdas dan piawai menafsirkan aksi itu, apakah itu ada kaitan dengan gerakan internasional; apakah hal itu menyuarakan kepentingan politik, ekonomi, apakah ada kaitan dengan nafsu untuk mengubah dasar negara? Tafsir yang mendekati ketepatan akan membantu dalam mencari solusi.

Selamat Berjuang. God bless.

Weinata Sairin.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.