DIMANA MEREKA MAMPU MEMBUAT KEHENINGAN DISITULAH MEREKA MENCIPTAKAN KEDAMAIAN

"UBI SOLITUDINEM FACIUNT PACEM APPELLANT. DIMANA MEREKA MAMPU MEMBUAT KEHENINGAN DISITULAH MEREKA MENCIPTAKAN KEDAMAIAN"

DIMANA MEREKA MAMPU MEMBUAT KEHENINGAN DISITULAH MEREKA MENCIPTAKAN KEDAMAIAN

Jakarta, (ONLINE KRISTEN) – Sunyi, sepi, hening adalah beberapa kata yang acap digunakan para penyair, penulis, komposer dalam berkarya. Ada sebagian dari mereka mendapat ‘ilham’ dan melakukan proses kreatif dalam suasana dan atau ruang yang hening, sunyi atau sepi.

Mereka tidak hanya merindukan suasana sepi dan hening agar proses kreatif berjalan lancar, bahkan mereka juga menulis puisi atau esai tentang sepi, hening atau sunyi itu.

Coba simak sebagian puisi dari penyair produktif Ahmadun YH dalam puisinya berjudul “Dalam Sunyi itu” : “Dalam sunyi itu aku menunggumu/begitu lama sampai dahiku lapuk/dan laba-laba kering disarangnya sendiri/kemanakah engkau pergi?/ suara tawa dan tangisan bekas kecupan dan tamparan/tinggal kenangan dibingkai jendela tua yang telah lapuk juga”.


Penyair mencoba membawa pembaca berimajinasi bagaimana dalam cengkeram sunyi, seseorang menunggu begitu lama hadirnya sang kekasih. Hanya kenangan lama yang membuat ia sabar menunggu walau sunyi menerpa tubuhnya.

(Ahmadun YH, “Dari Negeri Daun Gugur”, – kumpulan puisi, Pustaka Littera, Kreativa Indonesia, Jakarta 2016)

Penyair Yugoslavia mencoba mengaitkan sepi dengan mati. Milan Dedinac – Sang Penyair menyatakan dalam puisinya “Alangkah sepi mereka yang mati, Kawan!/Disini dimana orang mati sendiri/ Betapa suram mereka menyeret diri/ Pelahan/Masuk hari penuh bencana. (Milan Dedinac “Alangkah Sepi Mereka yang mati”, dalam Puisi Dunia M Taslom Ali, Dinas Penerbitan Balai Pustaka, Jakarta 1961)


Milan mengungkap bagaimana kematian itu dialami oleh manusia. Sepi dan mati, amat puitis, walau orang mati tak pernah lagi mampu bicara tentang sepi.

Dalam dunia yang makin gaduh oleh berbagai dinamika terutama dikota-kota besar maka sunyi, sepi dan hening hampir-hampir sulit untuk dialami.

Komunitas keagamaan atau organisasi mahasiswa biasanya ada program retreat yang dilakukan ditempat sunyi, diluar kota dan disana mereka melakukan pendalaman spiritualitas dengan mendayagunakan suasana hening kontemplatif yang lebih memungkinkan proses internalisasi nilai keagamaan bisa terwujud dengan baik.


Suasana hening, sunyi memang bisa mrngalirkan pikiran cerdas dan otentik yang amat dibutuhkan dalam mematangkan kualitas hidup. Namun kondisi itu memerlukan pengelolaan yang memadai sebab tanpa itu suasana hening dan sunyi bisa menghadirkan juga pikiran-pikiran negatif yang kontra produktif baik bagi pribadi maupun bagi masyarakat luas.

Pepatah yang dikutip dibagian awal tulisan ini.menegaskan bahwa jika bisa dilakukan keheningan maka bisa tercipta perdamaian. Keheningan bisa digunakan untuk introspeksi dan evaluasi dalam rangka melakukan langkah kedepan lebih baik.

Keheningan adalah saat kita merenungkan ulang nilai luhur agama untuk kemudian kita berlakukan dalam kehidupan nyata. Saudara-saudara kita umat Hindu tanggal.28 Maret 2017 merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939. Kita mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi


Kita berdoa agar peringatan hari raya Nyepi yang di dalamnya umat melaksanakan 4 pantangan (catur brata), antara lain, padamkan api dan tidak bekerja, akan mampu membarui spiritualitas umat Hindu sehingga makin memperkuat kontribusi demi keutuh-satuan NKRI yang majemuk

Selamat Berjuang. God bless.

Weinata Sairin

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.