ONLINEKRISTEN.COM, JAKARTA – Dalam sebuah komunitas yang maju dan modern hal yang amat dibutuhkan adalah manajemen, pemimpin dan kepemimpinan.
Manajemen berfokus pada sistem, administrasi, organisasi sedangkan pemimpin dan kepemimpinan berfokus pada Sumber Daya Manusia berikut kompetensi dan profesionalisme yang lekat dengannya.
Dalam konteks itulah mengapa diskusi dan wacana diseputar pemimpin dan kepemimpinan menjadi topik yang hangat disetiap saat.
Bahkan tatkala rekrutmen pemimpin itu berbasis partai politik, sebagaimana yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan, maka didalam masyarakat bisa muncul polarisasi oleh karena afiliasi politik yang berbeda-beda.
Andaikata pemerintah/aparat terkait abai dan atau gagal dalam mengelola realitas itu maka terbuka kemungkinan polarisasi itu berubah menjadi konflik yang tajam yang pada gilirannya bisa memperlemah kesatuan bangsa kita yang majemuk.
Kita bersinggungan dengan pemimpin/kepemimpinan mulai dari level yang paling bawah hingga level atas. Mulai dari krluarga, RT, RW hingga ke tingkat nasional kita berinteraksi dengan hal-hal diseputar Pemimpin/kepemimpinan.
Pemimpin adalah seseorang yang berdasarkan kriteria dan kualifikasi tertentu direkrut untuk menjadi pimpinan dalam sebuah institusi tertentu. Ada banyak cara yang dilakukan oleh setiap organisasi dalam merekrut pemimpin.
Pola rekrutmen di lembaga pemerintah tentu berbeda dengan apa yang dilakukan di lembaga swasta. Rekrutmen di organisasi politik berbeda dengan apa yang dilakukan di lembaga Civil Society.
Pemimpin berkaitan erat dengan Kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya memcapai tujuan organisasi.
Pemimpin yang efektif biasanya mempunyai ciri : kharisma, visi kedepan dan intensitas. Pada Sukarno, Lincoln, dan beberapa tokoh lainnya keempat hal tersebut bisa ditemui.
Dari pengalaman empirik ternyata bahwa banyak orang yang berhasrat untuk menjadi pemimpin. Mereka menganggap bahwa banyak benefit yang diperoleh melalui kedudukan sebagai pemimpin.
Pemimpin mendapat penghargaan khusus dari publik, pemimpin memiliki pengaruh. Pemimpin bisa mengartikulasikan gagasan dan ide-ide yang ia miliki melalui kedudukannya sebagai pemimpin.
Pepatah yang dikutip dibagian awal tulisan ini amat penting untuk memberi makna baru bagi kepemimpinan. Kepemimpinan bukan posisi tetapi aksi, bukan sekadar jabatan tetapi tindakan.
Banyak kali kita melihat kepemimpinan dari aspek jabatan dan bukan tindakan sehingga ketika kita menang dalam kontestasi seolah semuanya beres. Memimpin berarti bertindak, bertindak bagi kehidupan yang lebih baik yang didalamnya rakyat mendapat tempat.
Selamat berjuang. God bless.
Weinata Sairin.
Be the first to comment