OnlineKristen.com – Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia mencanangkan tanggal 17 Januari sebagai Hari Sekolah Kristen Indonesia yang akan diluncurkan pada Tahun 2024.
“Tentunya orang akan bertanya mengapa ada Hari Sekolah Kristen Indonesia?” kata Ketua Umum MPK Indonesia Handi Irawan D di Jakarta, Kamis (14/12/2024).
Handi Irawan yang juga penggagas Hari Pelanggan Nasional (Hapelnas), Hari Marketing Indonesia (Hamari) dan Hari Inovasi Indonesia (HII) ini memaparkan beberapa alasan dicetuskannya Hari Sekolah Kristen Indonesia.
Pertama, mengingatkan bahwa perintis sekolah modern di Indonesia adalah seorang Kristiani yang bernama Cornelis Senen. Ia merintis sekolah Kristen pertama di Pulau Jawa pada tahun 1632.
Cornelis Senen adalah keturunan dari keluarga terpandang dan kaya raya dari Banda, keluarga Paulus van den Broeke yang punya perkebunan dari perkebunan dari Pulau Ay hingga Pulau Rhun. Ia berdarah Portugis tetapi bisa berbahasa Melayu.
Pada masa penjajahan Belanda, Cornelis Senen pernah mengikuti ujian sebagai calon pendeta di Batavia. Namun dia tidak lulus. “Belanda saat itu masih diskriminasi tidak mau meluluskan orang-orang lokal (untuk menjadi pendeta),” kata dia.
Meski begitu, lanjut Handi yang merupakan Pengagas beberapa penghargaan di Indonesia seperti Top Brand Award, Coorporate Image Awards dan Indonesia’s Attractiveness Award ini, Cornelis Senen punya hati luar biasa. Di Batavia, Cornelis dikenal sebagai guru agama Kristen dan penerjemah Bahasa Melayu – Portugis.
“Tak kalah penting, dia juga mendirikan Sekolah Kristen meskipun Belanda tidak mendukung pendidikan di Indonesia saat itu,” kata dia.
Handi melanjutkan, Cornelis Senen punya lahan yang luar biasa luas. Kabarnya, dia punya tanah dari daerah Jatinegara sampai Senen (saat ini). Namanya pun diabadikan menjadi Pasar Senen.
“Jadi Pasar Senen bukan karena buka pada hari Senin. Tapi sejarah mencatat nama tersebut merujuk pada nama Cornelis Senen,” tuturnya.
Rumah Cornelis Senen di Meester Jatinegara, tambah Handi, pun berasal dari panggilan namanya yang acapkali dipanggil mister. Namun, karena warga sekitar sulit melafalkan mister, maka disebut Meester.
“Kalau kita ke Jatinegara, kalau naik kendaraan umum dan turun Meester itu sebenarnya merujuk ke rumah Meester Cornelis Senen,” ujar dia.
Handi miris manakala nama Cornelis Senen tidak pernah diangkat di Indonesia meskipun dia telah berjasa sekali merintis sebuah sekolah modern.
“Jadi salah satu sumbangsih Umat Kristen saat itu adalah pernah membuat sekolah modern pertama kalinya di Batavia yang didirikan oleh Cornelis Senen. Sekolah ini didirikan jauh sebelum sekolah lain di Batavia,” jelas dia.
“Merujuk pada sejarah tersebut, kita ingin memperingati 17 Januari sebagai Hari Sekolah Kristen Indonesia (HSKI) untuk mengingatkan bahwa kita (Kristen) adalah perintis sekolah di Indonesia,” cetus dia.
Alasan kedua, mengingatkan bahwa dulu Indonesia Timur (Banda) yang begitu kaya oleh oleh karena lada dan rempah-rempah, pergi ke Batavia dan pernah membantu dirikan sekolah Kristen di Pulau Jawa tersebut.
“Kok kenapa hari ini kemudian Anda (Indonesia Timur) ingin minta dibantu. Jadi kita ingin supaya saudara-saudara dari Indonesia Timur punya fighting spirit dan kemandirian,” urai dia.
Ketiga, tentunya untuk MPK Indonesia. “Kita ada keinginan untuk menyatukan hati seluruh sekolah Kristen dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari 400 yayasan dan 7000 sekolah untuk berdoa bersama-sama setiap tanggal 17 Januari,” bebernya.
“Karena itu nanti pada tanggal 17 Januari 2024 nanti ada tiga gerakan. Gerakan pertama adalah doa bersama-sama pada tanggal 17 Januari, pukul 07:00 lewat 7 menit dan berdoa selama 7 menit dengan 7 pokok doa,” urai dia.
Adapun 7 pokok doa yang dimaksud adalah, pertama, bersyukur atas kasih Tuhan terhadap sekolah Kristen di Indonesia. Kedua, berdoa dan mengingatkan kembali akan visi dan peran sekolah Kristen bagi Amanat Agung. Ketiga, berdoa untuk semua anggota yayasan diinspirasi untuk lebih berkomitmen dalam melayani untuk meningkatkan kualitas sekolah Kristen. Keempat, berdoa untuk kepala sekolah, guru dan guru agama disegarkan akan panggilannya untuk memberikan keteladanan yang baik.
Kelima, berdoa untuk seluruh staf kependidikan ditingkatkan semangatnya dalam menjalankan tugas. Keenam, berdoa untuk semua murid di sekolah Kristen memiliki masa depan yang lebih baik di dalam Tuhan. Ketujuh, berdoa untuk penyertaan Tuhan terhadap bangsa Indonesia dari generasi ke generasi.
Gerakan kedua adalah melakukan napak tilas ke sekolah yang didirikan oleh Cornelis Senen.
Gerakan ketiga, membuat kesatuan hati dengan bersyukur dan berdoa bersama-sama untuk kesatuan sekolah-sekolah Kristen supaya sungguh-sungguh berkualitas, sekaligus berkarakter Kristiani dan berkontribusi baik bagi bangsa ini.
“Jadi Gerakan Hari Sekolah Kristen Indonesia ingin menyadarkan kepada semua sekolah Kristen, bahwa kita dulu jadi perintis berdirinya sekolah di Indonesia. Masak sekarang (sekolah Kristen) justru masih ada yang tidak berkualitas,” kata dia.
Menurut Handi, sekolah-sekolah Kristen di Indonesia Bagian Timur, seperti di NTT, Halmahera Maluku, Pulau Mongondow, Sangihe Talaud, Papua dan Sulawesi Utara, memang punya problem.
“Jadi melalui peringatan Hari Sekolah Kristen Indonesia kelak membangkitkan semangat dan punya kesatuan hati serta semakin mandiri,” tandasnya.
(Victor)
Be the first to comment