“Puisi untuk Tuhan”

"Puisi untuk Tuhan"

“Puisi untuk Tuhan”

Tuhan
dalam syukurku kupuji namaMu,
Tuhan,
dalam uzurku kupanggil namaMu,
Tuhan,
dalam peluh keluh ku kulafaz namaMu,
di pagi sejuk begini tatkala ada semilir angin mengusap lembut
kubangkit dari lelapku dengan energi yang ada tersisa,
kugapai meja kerja,
ku membaca, berfikir dan menulis,
ah bahagianya : ada hidup yang Kau anugerahkan, ada ruang untuk berekspresi,
hidup yang benarbenar hidup mestinya penuh dengan ekpresi, karya, kreativitas vitalitas, pikiran-pikiran baru yang out of the box yang mengatasi kemapanan,
hidup sejati harus “go structure, bukan come structure”, harus menjemput bola dan tidak duduk manis menunggu musim berganti ( atau menunggu Godot, menunggu
sosok yang takakan pernah datang)
hidup yang kreatif dan bergerak menafikan PSBB, stay at home, physical distancing,
hidup yang dinamik tidak terkendala oleh WFH, bahkan oleh gempuran Covid 19,
hidup manusia fana dan mulia harus terus mengalir membasahi ruang waktu dengan karya, amal, kontribusi demi hadirnya dunia yang adil, damai sejahtera, berkeadaban, yang Tuhan berkati,
pagi khusuk ranum mekar di ruang sejarah,
dari medjid Al Barkah takjauh dari rumah lantunan ayat suci AlQuran terdengar indah sekali, menyadarkan umat akan hakikatnya sebagai ciptaan Allah, sosok fana yang memiliki percik ilahi, yang wajib menabur kebaikan, amal soleh didunia yang luka,
Tuhan, tuntun bangsa kami melewati situasi krisis ini, selamatkan bangsa ini dari nafsu genocide demonis dari Covid 19,
Tuhan,
dalam miris dan skeptis kusebut namaMu..

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.