Seminar Sehari Guru PAK: Kurikulum PAK 2013 tak ditunjang sarana dan prasarana

Seminar Sehari Guru PAK: Kurikulum PAK 2013 tak ditunjang sarana dan prasarana
Dari Kiri: Pdt Adieli Zendrato MTh, Pdt Dr Josafat Mesach MTh, Pdt Yonathan Wiryohadi

Sebuah terobosan dimana Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) memfasilitas seminar bagi guru-guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) DKI Jakarta bertajuk “Implementasi Kurikulum PAK 2013” yang diselenggarakan Departemen Layanan Masyarakat GBI di Aula Graha Bethel, Jakarta, (18/11).

Lebih dari 400 guru SD, SMP dan SMA seluruh DKI menghadiri seminar dengan pembicara, antara lain, Dr Iman Santoso (Ketua TCI) dan Dr Wisnu Tri Oka (Pendiri Yayasan Widya Anindya).

Ketua Bidang Misi Pelayanan Masyarakat Sinode GBI, Pdt Dr Josafat Mesach MTh, mengatakan Sinode GBI memfasilitasi seminar ini melihat betapa pentingnya peran guru PAK dalam mendidik anak-anak muda secara rohani di sekolah-sekolah.


“Kami melihat perlu adanya pembekalan dalam pelayanan mereka di sekolah supaya spirit mereka tetap terjaga dalam rangka membina generasi muda Kristen kedepan,” kata Josafat.

Suasana Seminar Kurikulum PAK 2013
Suasana Seminar Kurikulum PAK 2013

Josafat berharap pertemuan ini bisa terus berlanjut dan ada perubahan di dalam kurikulum ke depan.

“Kiranya persoalan kurikulum PAK 2013 bukan hanya menjadi pergumulan GBI, namun pergumulan bersama seluruh gereja yang merupakan satu kesatuan dalam Tubuh Kristus,” ujar dia.

Melalui seminar sehari ini, lanjut dia, selain mendapatkan penguatan materi, para guru PAK kelak memiliki hati misioner.


“Bukan hanya memberikan pengetahuan tentang Alkitab namun bagaimana anak-anak muda itu bisa menerima Kristus secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,” kata dia.

Kedepan, Josafat mengungkapkan kesediaannya bermitra dengan Pembimas Kristen DKI Jakarta dalam hal mengadakan pelatihan pembekalan seperti yang dilakukan pada saat ini.

“Juga, diharapkan sinode-sinode gereja lainnya dapat berpartisipasi dengan Pembimas Kristen yang merupakan satu kesatuan dalam tubuh Kristus,” tegas dia.


Terkait dengan Kurikulum 2013, Pembimas Kristen Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Pdt Adieli Zendrato, MTh, mengatakan kurikulum ini menuntut para guru untuk melek tekonologi, sementara jika didata baru sepuluh persen yang mengusai teknologi informasi.

“Kurikulum 2013, khususnya berkenaan dengan PAK, berisi tentang bagaimana nilai Kristiani menjadi pola kehidupan bagi anak didik yang terintergrasi dengan kehidupan nyata yang dimulai dari cara penerapan PAK bagi para guru,” urai Adieli.

Ia juga mengamati masih belum meratanya penyebaran guru PAK di seluruh Indonesia. Hal ini disebabkan banyaknya para guru PAK yang tertarik mengajar di kota-kota besar.


“Banyak guru PAK hanya tertarik dengan kota-kota besar seperti Jakarta. Mereka jarang mau ke daerah-daerah semisal Tapanuli yang justru minim guru PAK. Padahal, jumlah muridnya di sana bisa mencapai 300 sampai 500 siswa, sedangkan di Jakarta mereka mungkin mengajar hanya dua sampai tiga siswa. Sebab itu, pemerintah hendaknya memperhatikan hal ini,” tegas dia.

Sekertaris Pengawas Pendidikan Agama Kristen Tingkat Menengah Jakarta Timur, Risma Sibarani mengkritisi kelemahan kurikulum 2013 dimana sarana dan prasarana yang belum tersebar merata di seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta. “Bila semua sarana lengkap maka kurikulum 2013 akan bagus juga,” kata dia.***

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.