
OnlineKristen.com – Bilangan Research Center (BRC) melakukan survei terhadap 1053 pimpinan gereja di Indonesia, dan berikut adalah hasil dari bagian ke-2 dari Church Leadership Survey, yaitu 10 Dimensi Kualitas Kepemimpinan berdasarkan Relasi.
Ketua BRC Handi Irawan D memaparkan 10 Dimensi Kualitas Kepemimpinan berdasarkan Relasi dalam rilisnya, Jumat, (24/3/2023).
“Pertama, Para pemimpin gereja sudah cukup baik dalam hal dimensi kualitas “Modeling Humility”, “Master of Communication” dan Leading With Courage” di gereja tempat mereka melayani”, urainya.

Baca juga: Rakernas I MPK, Handi Irawan Beberkan Kondisi Sekolah Kristen yang Mengkhawatirkan
Kedua, Para pemimpin gereja perlu mengasah kemampuan lebih baik untuk dimensi kualitas:
A. Empowerment
– Berani memberikan otoritas pengambilan keputusan kepada anggota tim.
– Terbiasa untuk memberdayakan anggota tim untuk memecahkan masalah, bukan hanya sekedar memberi tahu apa yang harus mereka lakukan.
B. Leading Peers
– Saling mempercayai antar pemimpin gereja.
– Mengelola perbedaan sehingga tetap kondusif dan produktif.
– Komitmen untuk mengerjakan sebuah tujuan bersama.
Baca juga: Cetak Guru Berkualitas, MPK Gelar Koordinasi Nasional Gereja dan Pendidikan Indonesia
C. Innovation
– Membuat anggota tim memikirkan kembali ide-ide yang tidak pernah mereka tanyakan sebelumnya.
– Membuka kemungkinan bagi anggota tim untuk memecahkan masalah dengan pendekatan yang baru.
– Memberikan anggota tim cara-cara baru dalam melihat hal-hal yang kompleks.
Ketiga, dalam hal Sistem Pemilihan Majelis baik “Sepenuhnya ditentukan oleh Pimpinan yang ada“ maupun “Sepenuhnya dicalonkan dan dipilih oleh Jemaat” akan menghasilkan kualitas kepemimpinan yang paling optimal, jika dibandingkan dengan sistem campuran antar keduanya.
Keempat, dalam hal Independensi Gereja Lokal, baik “Semua keputusan ada di tangan sinode“ maupun “Semua Keputusan ada di tangan gereja lokal” akan menghasilkan kualitas kepemimpinan yang paling optimal, jika dibandingkan dengan sistem campuran antar keduanya.
Kelima, perlu adanya Training yang berkelanjutan, atau mungkin coaching agar ilmu yang didapatkan para pemimpin gereja benar-benar dapat berdampak pada pelayanan.
Keenam, para pemimpin gereja perlu untuk tergabung dalam komunitas kepemimpinan, karena terbukti dapat melakukan “Empowerment“, “Leading Peers“, dan “Innovation” yang lebih baik.
Ketujuh, para pemimpin gereja yang memiliki mentor terbukti dapat melakukan “Empowerment“, “Leading Peers“, dan “Innovation” yang lebih baik.
Kedelapan, para pemimpin gereja perlu untuk dimentori sebelum memasuki jabatan kepemimpinan, agar dapat menghasilkan pemimpin yang memiliki kualitas “Empowerment“, “Leading Peers“, dan “Innovation”
“Semoga hasil temuan survei ini dapat berguna untuk meningkatkan pelayanan di masa kini dan mendatang,” tutup Handi.
(Victor)
Be the first to comment