Jejak Mukjizat di Sekolah Penyembuhan

OnlineKristen.com – Ratusan orang dari berbagai penjuru, berkumpul dalam keheningan yang penuh harap di Gading Premier Hall, Mall KTC, Kelapa Gading. Mereka datang membawa beban dan harapan yang tak kasatmata.

Selama dua hari, 7-8 Februari 2025, sebuah perhelatan rohani bertajuk “2 Days School of Healing & Miracles” digelar.

Acara ini tidak hanya menjanjikan teori, tetapi sebuah pengalaman nyata dari kuasa penyembuhan.

Panggilan untuk Penyembuhan

Pastor William Lau, seorang pelayan Tuhan yang dikenal karena pengajaran dan praktik penyembuhan ilahi, berdiri di atas mimbar. Suaranya tenang, namun berdaya magnetis.

Ia mengutip Matius 10:7-8, yang menjadi fondasi utama acara ini: “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.”

Kata-katanya menggema di dalam ruangan. Mata jemaat yang hadir berbinar, beberapa menitikkan air mata, sementara yang lain menatap lurus ke depan, seolah mencari secercah mukjizat di tengah hiruk-pikuk dunia yang kerap kali tak memberi jawaban.

Di Balik Layar Keajaiban

Acara ini dihelat oleh komunitas Satu Tubuh & JDS Jakarta Utara, yang melibatkan berbagai denominasi gereja.

Di antara para peserta, ada yang datang dengan tongkat, kursi roda, ada yang dibantu berjalan oleh sanak keluarga, dan ada pula yang hanya ingin memahami lebih dalam tentang bagaimana mujizat terjadi.

Selain Pastor William Lau, acara ini turut dihadiri oleh beberapa tokoh rohani lainnya, seperti Ps. Tony Mulia, Ps. Budi Setiawan, Ps. Wahjono Aripin, serta para pemimpin gereja dari berbagai latar belakang.

Mereka hadir bukan hanya untuk berbicara, tetapi juga untuk membimbing, menumpangkan tangan, dan berdoa bagi setiap jiwa yang rindu pemulihan.

Kisah di Antara Jemaat

Di sudut ruangan, seorang ibu paruh baya bernama Martha duduk dengan tangan gemetar. Sudah bertahun-tahun ia bergumul dengan sakit yang tak kunjung sembuh.

Ketika sesi penyembuhan dimulai, ia maju perlahan, didampingi oleh putrinya. Pastor Lau menumpangkan tangan dan berdoa dengan penuh keyakinan.

Air mata mengalir di pipi Martha saat ia merasakan sesuatu yang hangat menjalar di tubuhnya.

“Saya merasa ringan… Saya bisa berdiri lebih tegak,” bisiknya. Putrinya menangis haru, memeluknya erat.

Di sisi lain, seorang pria muda yang sejak lama mengalami gangguan kecemasan melangkah maju.

Setelah sesi doa, ia berkata dengan suara bergetar, “Saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi ada kedamaian yang luar biasa di hati saya.”

Lebih Dari Sekadar Acara

Sekolah Penyembuhan ini bukan sekadar seminar rohani.

Ia adalah ruang bagi harapan, bagi mereka yang mencari mukjizat, dan bagi mereka yang ingin menjadi perpanjangan tangan Tuhan bagi sesama.

Dengan registrasi sebesar Rp 100.000, acara ini bukanlah tentang transaksi finansial, melainkan investasi rohani. Penyelenggara memastikan bahwa semua dana digunakan untuk menopang pelayanan dan membantu mereka yang membutuhkan.

Ketika acara berakhir pada 8 Februari siang, tidak ada yang pulang dengan tangan kosong.

Entah mereka menerima penyembuhan, penguatan, atau sekadar sejumput harapan, setiap orang membawa pulang sesuatu yang tak ternilai: “keyakinan bahwa mujizat masih terjadi.”

(Victor)

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.