UMAT KRISTEN TERJUN POLITIK BUKAN REBUT KEKUASAAN TAPI UNTUK MELAYANI

ONLINEKRISTEN.COM, JAKARTA – Memperingati Hari Pahlawan, Gerakan Kasih Indonesia (GERKINDO) menggelar seminar politik dengan tema “Peran Politik Umat Kristen dalam pembangunan bangsa, Bagainana Sikap Politik Kristen Menuju Pemilu 2019?” yang diadakan di Aula Kampus IBM-ASMI, Pulomas, Jakarta, Sabtu, 18 November 2017.

Hadir sebagai narasumber Peneliti Senior CSIS, J Kristiadi, Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua Angelica Tengker dan Pengamat Politik UKI, dr Merphin Panjaitan serta moderator Ketua Umum Gerkindo Pdt Yerry Tawalujan MTh.

Selain itu, ada beberapa penanggap yaitu Ketua Umum Asosiasi Pendeta Indonesia, Brigjen TNI (Purn) Harsanto Adi, Pendiri MUKI Laksamana Pertama TNI (Purn) Bonar Simangunsong, Ketua Harian Solidaritas Indonesia Bersatu, Leo Rompas.

Ada sembilan kesimpulan dan rekomendasi yang dipaparkan Ketua Umum Gerkindo Pdt Yerry Tawalujan dalam seminar tersebut.

Pertama, keterlibatan orang Kristen dalam politik adalah sebagai pembawa terang. Semakin banyak terang dalam dunia politik, semakin teranglah politik itu.

Kedua, orang Kristen terlibat dalam politik bukan untuk merebut kekuasaan tetapi untuk melayani. Pemimpin (politik) sebagai pelayan dengan etika politik Kristiani yang tinggi.

Ketiga, Keterlibatan orang Kristen dalam politik adalah sebuah keharusan. Karena segala sesuatu yang berurusan dengan penyelenggaraan negara bahkan yang mengatur kehidupan sehari-hari warga negara adalah politik.

Keempat, Keterlibatan perempuan Kristen dalam politik harus didasari oleh Karakter Kristen dan menjadikan politik sebagai ladang pelayanan. Perempuan Kristen dalam politik haruslah menjadi agen perubahan yang membawa kasih dan kebenaran untuk kesejahteraan bangsa.

Kelima, Politik itu adalah suci. Karena Allah Bapa mengutus anak-Nya ke dalam dunia untuk berpolitik dalam kerangka memberi pembelaan kepada yang miskin, lemah dan menderita. Medan atau arena politik itu sendiri bukan suci. Arena politik adalah siasat, bagaimana bersiasat untuk membela kepentingan umum demi mencapai tujuan negara.

Keenam, Dalam Pemilu, suara Kristen jangan terpecah. Harus bulat dan bersatu supaya peran politik Kekristenan semakin berpengaruh dan diperhitungkan di kancah nasional.

Ketujuh, Orang Kristen jangan pernah merasa sebagai minoritas baik dari segi politik maupun agama. Karena NKRI itu tidak akan lengkap tanpa adanya orang Kristen.

Kedelapan, Gereja-gereja perlu meningkatkan seminar-seminar untuk menyadarkan warga gereja terjun dalam politik. Kader-kader politisi Kristen harus ikut berkompetisi dalam Pemilihan Umum 2019.

Kesembilan, Perlu perumusan mengenai apa sesungguhnya aspirasi atau kepentingan politik umat Kristen itu. Perlu adanya pemetaan politik untuk mengetahui dengat tepat konstalasi Politik menjelang Pemilu 2019 dan bagaimana para politisi Kristen bisa berkiprah didalamnya.

(OK-1)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.