Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (DPP PIKI) menggagas akan diadakannya pertemuan para cendekiawan lintas agama pada awal Januari 2019 dalam bentuk refleksi awal tahun.
“Dalam pertemuan para cendekiawan lintas agama tersebut, banyak hal yang akan dibahas secara terbuka dan kritis sehingga kita (para cendekiawan) bukan menjadi corong suara bagi kontestan pilpres yang akan bertanding pada April 2019. Kita akan meneropong persoalan bangsa yang sedang berlangsung di Indonesia ini dan mudah-mudahan bisa memberikan solusi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara ini,” ujar Ketua Umum DPP PIKI, Baktinendra Prawiro MSc, MH, dalam pidatonya pada Dies Natalis PIKI Ke-55 sekaligus Ibadah Natal di Aula Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, Rabu malam, 19 Desember 2018.
Lebih lanjut Baktinendra mengatakan para cendekiawan lintas agama ini punya forum cendekiawan yang terdiri dari PIKI (sebagai organisasi cendekiawan tertua), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Ikatan Sarajana Katolik, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia dan Ikatan Cendekiawan Budha Indonesia.
“Peran dan tanggung jawab kaum inteligensia dalam membangun NKRI yang bermartabat dan berkesejahteraan rakyat sangat penting. Sebab itu, sinergitas dengan cendekiawan lainnya menjadi begitu penting dalam mewujudkan hal tersebut,” kata dia.
Perayaan Dies Natalis PIKI Ke-55 ditandai peniupan lilin kue ulang tahun yang dipimpin langsung oleh Baktinendra Prawiro dan didampingi jajaran pengurus DPP PIKI, antara lain, Sekjen DPP PIKI Audy Wuisang dan Wakil Ketum Dr Badikenita Putri Sitepu SE, MSi (yang kini menjadi Calon Anggota DPD Sumut) dan Waketum Theofransus Litaay, PhD.
Hadir mewakili lembaga keumatan, antara lain, Sekretaris Umum MPH PGI Pdt. Gomar Gultom, Sekum LAI Sigit Triyono, Ketua Umum PP GMKI Korneles Galanjinjinay.
Sebelumnya diadakan Ibadah Natal yang dipimpin oleh Ketua PGI, Pdt Dr Albertus Patty. Dalam kotbahnya, Albertus Patty, menekankan pentingnya peran kaum intelektual, khususnya yang tergabung dalam organisasi PIKI, memberikan jawaban rasional terhadap berbagai krisis yang tengah terjadi di negara ini.
“Banyak orang menunggu respon cerdas dari PIKI untuk menjawab persoalan bangsa ini. Jangan sampai mereka akhirnya mencari jawaban yang gampangan melalui wangsit dukun atau cukup berdoa saja biar Tuhan Yesus yang bereskan semuanya,” tegas dia.
Sementara Sekum PGI, Pdt Gomar Gultom MTh, dalam sambutannya, mengutip puisi sastrawan WS Rendra, bahwa kaum inteligensia punya tempat strategis ditengah-tengah masyarakat dan tidak pernah berumah di keraton.
“Godaan terbesar saat ini adalah kita berlomba-lomba untuk masuk ke keraton, entah itu keraton negara atau keraton gereja. Ketika masuk dalam keraton dikhawatirkan, kita akan kehilangan inteligensia. Karena itu biarlah kaum inteligensia tetap diatas angin,” tandasnya.
Be the first to comment