Temanggung, OnlineKristen.com – Konflik berkepanjangan di GPdI Ngadirejo menyeruak pasca wafatnya Gembala Pdt. Ester Susilo.
Gereja yang telah berdiri sejak 1935 ini kini menghadapi ujian terbesar dalam sejarahnya yakni perebutan kepemimpinan rohani yang dipenuhi intrik, fitnah, dan intervensi.
Wasiat yang Dilanggar
Menurut Septi, menantu almarhumah Pdt. Ester Susilo, sebelum meninggal sang gembala berpesan agar putra sulungnya, Pdp. Nehemia Anton, meneruskan pelayanan.
Pesan itu ditegaskan dalam mediasi Polsek Ngadirejo yang dihadiri Kapolsek dan penyidik reserse.
“Pak Anton bilang, gereja ini terbuka untuk siapa saja. Semua jemaat boleh ibadah. Tapi yang melayani tetap kami berdua. Itu sudah sesuai pesan mama. Tapi para penolak (pemberontak) bersikeras, ‘Kami maunya MD (Majelis Daerah GPdI Jawa Tengah), bukan Anton.’ Itu diucapkan di depan Kapolsek,” ungkap Septi.
Namun fitnah segera menyebar. Anton dituduh melarang jemaat beribadah, padahal saksi polisi memastikan gereja tetap terbuka.
Fitnah di Pintu Gereja
Kesaksian jemaat memperkuat manipulasi yang terjadi. Ada yang sempat dipanggil di depan bengkel oleh kelompok penolak: “Jangan ibadah, yang melayani Anton!” Namun jemaat itu memilih tetap masuk.
Baca juga: GPdI Ngadirejo DIREBUT Secara Terstruktur, Sistematis & Masif? Warisan Iman 55 Tahun Dikhianati?
“Saya punya videonya. Bukti nyata mereka melarang orang masuk. Tapi yang berkembang di luar: Anton jahat, gereja ditutup. Padahal justru mereka yang menghalangi jemaat,” tegas Septi.
Data Jemaat Dimark-Up
MD GPdI Jawa Tengah diklaim menerima 200 tanda tangan jemaat yang menolak Anton. Tetapi Anton membantah keras.
“Saya tahu jemaat satu per satu. Tidak sampai 200. Bahkan banyak tanda tangan ganda. Ada yang tidak tahu tanda tangannya dipakai untuk mendukung pengangkatan pendeta baru. Itu manipulasi,” kata Anton.
Septi menambahkan, rekaman telepon membuktikan ada jemaat yang mengaku tidak paham tanda tangannya dipakai untuk menetapkan pendeta Markus Suprapto sebagai gembala definitif.
Jemaat Pagi yang “Menggiurkan”
Anton menyoroti keputusan MD GPdI Jawa Tengah yang hanya mengambil alih jemaat pagi, sementara jemaat sore diberikan kepadanya.
“Kenapa harus jemaat pagi yang diambil MD? Karena jemaat pagi ini sebagian besar pemilik toko, orang pasar, orang Tionghoa. Mereka pikir kolekte lebih besar. Sedangkan jemaat sore, mayoritas orang Batak yang dianggap tidak menghasilkan. Jadi jelas ini hitung-hitungan uang, bukan panggilan Tuhan,” ujar Anton.
Pernyataan itu diperkuat oleh pengalaman jemaat sore yang sebelumnya enggan beribadah saat MD memimpin, tetapi kembali rajin ketika dilayani Anton.
SK dan Rekomendasi Cacat
Meski Anton telah mengajukan banding ke Majelis Pusat (MP) GPdI, dan tim utusan MP seperti Pdt. John Weol serta Pdt. Karel Silitonga menegaskan pelayanan harus dikembalikan kepada Gembala Pdt. Ester Susilo, keputusan itu tidak pernah dijalankan.
Lebih ironis lagi, muncul “surat rekomendasi” yang dijadikan dasar pelantikan Pdt. Denny Lumempow.
“Saya tanya langsung ke Pdt. John Weol, Ketua Umum Sinode GPdI. Beliau bilang tidak pernah tanda tangan surat rekomendasi apapun. Jadi surat itu jelas cacat hukum. Bagaimana mungkin dipakai untuk melantik gembala?” beber Anton.
Pelantikan Dipaksakan
April 2025, MD GPdI Jawa Tengah memaksa melantik Pdt. Denny Lumempow sebagai gembala jemaat pagi. Bahkan tiga pengurus MD yang menolak keputusan itu dipecat.
“Sekarang malah dipelintir, katanya saya yang menolak dilantik. Padahal sejak awal, MD sendiri yang bilang bahwa Anton tidak akan dilantik. Jadi saya dipermainkan bolak-balik. Ini bukan lagi pelayanan, ini politik,” kata Anton dengan nada getir.
Kasus GPdI Ngadirejo menyisakan luka mendalam. Jemaat terbelah, gembala keluarga yang sudah berkorban puluhan tahun dipinggirkan, dan keputusan organisasi dipertanyakan keabsahannya.
Baca juga: PORSENI Dewasa GKJ Klasis Jakarta Bagian Barat 2025: Sukacita, Harmoni, dan Persaudaraan Sejati
Pertanyaan besar pun mengemuka: Apakah gereja masih milik Kristus, atau telah direduksi menjadi arena perebutan kuasa?
Pesan iman kembali mengingatkan: gereja sejati dibangun bukan oleh SK atau rekomendasi manusia, melainkan oleh darah Kristus dan kesetiaan para gembala yang melayani dengan kasih.(Vic)