HARAPAN-HARAPAN BAGI PENDETA PEREMPUAN

Weinata Sairin
Weinata Sairin

HARAPAN

HARAPAN BAGI

PENDETA PEREMPUAN

begitu banyak gereja di zaman ini

yang menahbiskan  perempuan-perempuan

menjadi pendeta

yang lebih maju adalah ada banyak perempuan yang kini sukses menjadi pimpinan sinode

pimpinan sekolah teologi

pimpinan organisasi kristiani

pimpinan lembaga gerejawi diberbagai aras

pimpinan lembaga oikoumene di banyak level

di dunia sekuler

banyak perempuan menjadi menteri

pemimpin negeri

anggota parlemen

dirjen, sekjen

kepala  ini dan itu

rektor, peneliti

dan sebagainya

dan sebagainya

 

perempuan cerdas dan pikiran bernas

kini banyak menjadi pelayan gereja yang andal 

dibanggakan

mulai dari komisi, penatua, tim, anggota majelis sinode

pimpinan lembaga gerejawi di level nasional, regional dan internasional

 

sejarah akan tertoreh secara mengagumkan

jika kelembutan 

kecerdasan dan kebijaksanaan perempuan

ikut mengalir dalam proses membangun kehidupan

yang berkeadaban

 

di zaman yang makin maju dan modern para perempuan gereja 

tidak lagi berkutat pada soal-soal kerumahtanggaan, kecantikan, kuliner, ASI, balita, resep-resep masakan dan sebagainya

perempuan gereja

mesti tampil sebagai pendeta, pemimpin jemaat, pemimpin resort, pemimpin klasis, pemimpin sinode, pemimpin badan kerjasama gereja di berbagai wilayah, pemimpin pgi wilayah

aturan gereja mesti memberi ruang bagj para perempuan gereja untuk berkiprah optimal di lingkup jemaat dan gereja

 

para pendeta perempuan yang melayani di jemaat dan gereja

harus membuktikan kepiawaiannya dalam melayani yang sama atau bahkan lebih dari seorang pendeta laki-laki

ia takboleh mengidap sejenis penyakit inferiority compleks dalam berinteraksi dengan pendeta laki-laki

ia harus merasa setara dan takboleh terjerembab dalam  isu gender

pendeta perempuan harus membaca dengan mata jernih isu yang trending di masyarakat 

bukan hanya KDRT, kekerasan seksual, aturan dukcapil tentang kawin siri, kejahatan seksual terhadap anak 

tetapi juga soal-soal korupsi, terorisme, kkb, konflik, kesatuan bangsa, pergeseran  libur haribesar keagamaan

dan lain sebagainya

 

pendeta perempuan mesti memaknai bahwa jabatan pendeta itu adalah pelayanan dan panggilan

sikap arogan, diskriminatif, memandang muka, ngeboss takada dalam jabatan itu

pendeta perempuan wajib mengembangkan sikap humble dalam diksi dan perbuatan.

 

Jakarta, 12 Oktober 2021/ pk .4.03

Weinata Sairin

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.