JAKARTA- Banyak organisasi yang mengalami pasang surut dalam menjalankan roda organisasinya. Tidak terkecuali organisasi Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) yang berdiri sejak 19 Desember 1953. Seperti diketahui, sampai saat ini, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PIKI periode 2010-2015 belum juga berkongres.
“Sekarang PIKI sudah siap lagi. Banyak kader inteligensia yang menyatakan siap. Sebab itu, tiada kata lain, tahun 2015, PIKI harus kongres. Target kami, Kongres PIKI akan digelar paling lambat akhir Maret atau awal April 2015,” tegas Sekretaris Jenderal DPP PIKI periode 2010-2015, Sterra Pietersz, SH kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 19 Desember 2014.
Sterra menjelaskan mundurnya kongres PIKI disebabkan terbenturnya dengan agenda politik seperti pilkada, pileg dan pilpres.
“Agenda politik itu kini sudah terlewati. Semua kita sudah kumpul kembali dan mempersiapkan kongres sebagai sarana pertanggungjawaban bagi semua pengurus,” kata dia.
Dalam masa transisi ini, menurut Sterra, PIKI membutuhkan banyak calon ketua umum yang betul-betul mau mendedikasikan dirinya demi organisasi.
“Jadi, tidak hanya satu,” ucap dia.
Pun, Sterra berharap kriteria calon ketua umum PIKI kedepan punya loyalitas, pengabdian, dan kapasitas pas sebagai intelektual Kristen.
Ketika ditanya wartawan beberapa nama seperti Michael Wattimena (Ketum DPP GAMKI) dan Bakti Nendra Prawiro untuk menjadi calon ketum PIKI, Sterra menjawab: “Ketum GAMKI yang sekarang juga bagus asalkan dia menyelesaikan GAMKI-nya dulu. Lalu, Mas Bakti Nendra Prawiro cocok saja. Bahkan, ada juga Ibu Sri Adiningsih dan Bapak Prof Irzan Tanjung yang menyatakan kesiapannya untuk mendukung dan membantu kongres.”
DPP PIKI, lanjut dia, akan lebih intens berkonsolidasi agar kongres PIKI yang ditarget tiga bulan ini dapat terlaksana dengan sukses.
“Mudah-mudahan dalam kongres PIKI nanti, DPC dan DPD PIKI sudah dirapikan agar mereka bisa ikut kongres dengan hak suara yang sah,” jelas dia.
Terkait tempat kongres PIKI, Sterra menguraikan berdasarkan keputusan kongres, pada awalnya, direncanakan di Bali. Namun Bali tidak bersedia. Kalau Bali tidak bersedia maka kongres akan diadakan di Sumatera Utara (Sumut). Seandainya pun Sumut tidak bersedia maka kongres akan ditawarkan ke Sulawesi Utara (Sulut).
“Sementara ini Sumut telah bersedia menjadi tuan rumah. Namun, kita akan bicarakan kembali soal Sumut sebagai tuan rumah,” kata dia.
Kendati demikian, kata Sterra, sebetulnya banyak yang menghendaki agar kongres PIKI bisa berlangsung di Ibukota Jakarta dalam rangka konsolidasi mempersatukan kelompok inteligensia Kristen Indonesia untuk mengaktifkan kembali PIKI kedepan. Tapi mengalami beberapa hambatan.***(VIC)
Be the first to comment