ONLINEKRISTEN.COM, JAKARTA – Musyawarah Nasional (Munas) Sinode Gereja Sidang Pentakosta Di Indonesia (GSPDI) yang ke-8 ditandai dengan peluncuran buku sejarah gereja yang berjudul; “GSPDI Dalam Lintasan Sejarah” di Hotel Paninsula, Slipi, Jakarta Barat, Selasa malam (12/09/2017).
“Buku ini diterbitkan sebagai bentuk penghargaan kepada pendahulu yang mendirikan GPSDI, sekaligus untuk generasi selanjutnya agar tahu dan tidak melupakan sejarah,” kata Ketua Umum Sinode GSPDI Pdt. Mulyadi Suleman.
Melalui buku tersebut diketahui, GSPDI yang awalnya bernama Gereja Pentakosta Indonesia (GPI) dirintis oleh Theodorus W Korompis pada Tahun 1941 di Bandung.
Sepuluh tahun kemudian GSPDI terdaftar secara resmi tercatat secara hukum di Kementerian Kehakiman.
Kemudian pada tahun 1990, tepatnya pada Tanggal 24 September, GSPDI mendapatkan pengakuan dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI dengan nomor surat 166.
Setelah peluncuran buku sejarah tersebut, Munas secara resmi dibuka oleh Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI yang diwakili oleh Pdt. DR Pontas Sitorus setelah ibadah syukur.
Turut hadir dalam munas tersebut yakni Ketua PGLII Pdt. Dr Ronny Mandang, Ketua PGPI Pdt. Dr Jacob Nahuway, Perwakilan dari PGI dan Jaringan Doa Nasional (JDN).
Menurut Ketua Sinode GSPDI, Mulyadi Suleman, selain melakukan evaluasi kerja selama empat tahun (satu periode) kepengurusan, munas juga membahas dan merumuskan program kerja sinode GSPDI empat tahun ke depan serta memilih Ketum dan Sekum GSPDI yang baru untuk masa jabatan 2017-2021.
“Saya sebenarnya sudah tiga periode menjabat ketum. Keputusan bahwa seorang Ketum hanya boleh menjabat sebanyak dua periode ditetapkan pada Munas masa periode jabatan saya kedua tahun 2009. Jadi saya tidak bisa lagi dicalonkan sebagai ketum di munas ini. Saya yang buat aturan maka saya harus mentaatinya,” beber dia.
Disebutkan Mulyadi, dalam munas ini ada dua calon ketum yang menguat yaitu Pdt. Rekson Sitorus dari PWF Sumatera Utara (Medan) yang juga Ketua Bidang Misi dan Penginjilan pengurus pusat GSPDI dan Pdt. Paul yang adalah juga salah seorang ketua bidang di PP GSPDI.
Sementara itu, Ketua panitia Munas GSPDI ke-8, Pdt. Simon Toris menjelaskan bahwa munas kali ini diikuti oleh 299 peserta dari 25 provinsi di Indonesia.
Munas GSPDI berlangsung sejak Selasa hingga Kamis (12-14 September 2017) dengan agenda terakhir pemilihan pengurus baru untuk masa jabatan 2017-2021.
“Tadinya prediksi kita ada 250 peserta tapi ternyata lebih. Kita berharap ketum GSPDI yang baru paling tidak memiliki hati yang sama seperti pak Mulayadi yakni kebapakan,” kata Simon.
Ditanya soal harapannya pada munas ini, salah seorang calon ketum GSPDI, Pdt. Rekson Sitorus berharap munas dapat berjalan dengan damai dan tidak mempersoalkan kandidat-kandidat yang akan muncul. Dia juga berharap agar peserta munas dapat memilih dengan hati tulus.
“Ketiga, saya berharap munas ini mendapatkan seorang ketua yang memang agenda Tuhan dan layak. Saya sendiri dicalonkan oleh 5 provinsi GSPDI,” urai dia.
Jika terpilih sebagai Ketum GSPDI, Rekson bertekad akan mempersiapkan kader-kader GSPDI masa depan dan membuat para hamba-hamba Tuhan yang melayani di GSPDI merasa aman dan nyaman dalam pelayanannya.
“Artinya, kita tidak hanya memikirkan khotbahnya tetapi juga kehidupannya,” jelasnya.
Menurut Rekson ada 57 gereja GSPDI di provinsi Sumatera Utara (Sumut), dan hamper seluruhnya hadir di munas tersebut.
Diketahui, selain diprediksi sebagai calon kuat, Rekson juga mendapat restu dari Ketua GSPDI saat ini, Pdt Mulyadi Suleman.
(OK-1)
Be the first to comment