OnlineKristen.Com – Dalam rangka memperluas dan mempromosikan pasar ekspor sarang burung walet (SBW) ke seluruh dunia, Badan Karantina Pertanian melalui Karantina Pertanian Medan bekerja sama dengan PT Ori Ginalnest Indonesia mengadakan event dengan tema “Bring Indonesia Birds Nest To The World” yang berlangsung di Grand Ball Room Lantai 3, Hotel Adimulia, Medan, Sumatera Utara, Kamis, 28 November 2019.
Pada momen penyambutan turis manca negara di Bandara Internasional Kualanamu tersebut, hadir Staf Ahli Kementerian Pertanian Bidang Perdagangan Luar Negeri Ir Banun Harpini MSc dan Kepala Karantina Medan Ir Hafni Zahara MSc, serta CEO PT Ori Ginalnest Indonesia Rusianah.
“Forum bisnis sarang burung walet akan dilaksanakan hari ini dengan dihadiri 14 negara antara lain Amerika, Kanada, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan,Taiwan, Singapura, Hongkong, Macao, Belanda, Perancis dan Inggris,” jelas CEO PT Ori Ginalnest Indonesia, Rusianah, di Bandara Kualanamu, Sumut, Kamis, 28 November 2019.
Rusianah mengutarakan acara ini dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara, yang diwakili Kadis Perindustrian dan Perdagangan Joni Waldi dan Kepala Badan Karantina Pertanian Ir Ali Jamil MP PhD.
“Tujuan event ini adalah untuk pengembangan ekspor sarang burung walet dari Medan, meningkatkan devisa hasil ekspor, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pariwisata Indonesia,” urai dia.
Dalam event tersebut terjadi penandatanganan kontrak perjanjian kerjasama 14 negara dengan PT Ori Ginalnest Indonesia dengan total ekspor 38 ton bernilai USD 76.100.000.
Sementara nilai kontrak terbesar dipegang oleh perusahaan importir dari China mis Mandy- Guangzhou Tao Tao Co, Ltd, bernilai kontrak USD 36.000.000 dengan total 18 ton pertahun.
Sementara Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumut, Parulian Tampubolon, SSn, menambahkan Indonesia dianugerahi sumber daya alam Sarang Burung Walet 78 persen terbesar di pasar dunia.
“Diharapkan melalui acara yang mengundang potential buyers dari 14 negara ini dapat meningkatkan devisa hasil ekspor Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas yang tidak bisa digantikan oleh teknologi,” ujar dia.
Juga, lanjut Parulian, event ini merupakan ajang untuk mempromosikan sumber daya alam Indonesia yang selama ini kurang disyukuri, dihargai, diperhatikan dan dipromosikan serta turut mengedukasi agar budaya mengkonsumsi SBW tidak dilupakan oleh perkembangan jaman.
“Kami pun berharap SBW menjadi produk potensi unggulan Indonesia yang dapat dibanggakan bersama sebagai WNI dan turut membantu sektor pariwisata agar volume turis dari luar negeri bisa bertambah datang ke Indonesia serta menjadi lokomotif roda perekonomian Indonesia,” urai dia.
Parulian berharap kedepan tersebarnya jumlah peternak atau petani di seluruh Indonesia. “Selama bisa dipanen dan dihargai selayaknya, maka bisa membantu sektor lainnya dan bisa membelanjakan hasil panennya sampai bisa mencicil property,” jelas dia.
Melihat perkembangan zaman yang begitu pesat, menurut Parulian, jika tidak dilestarikan dan dipromosikan, maka budaya mengkonsumsi SBW akan perlahan tapi pasti dilupakan masyarakat.
“Marilah mulai menghargai sumber daya alam Sarang Burung Walet yang dianugerahkan kepada Indonesia. Sebagai sesama WNI, jika Sarang Burung Walet tidak bisa dijual atau diekspor maka sumber daya alam ini akan menjadi emas yang tidak ada nilainya,” papar dia.
“Jikalau kurang dihargai, maka negara-negara tetangga dengan senang hati untuk menghargai SDA SBW ini. SDA SBW akan menjadi emas yang tidak bernilai oleh karena ketidakpedulian kita sendiri,” tandas Parulian.
(VICTOR)
Be the first to comment