Home / NASIONAL / HUT Ke-75, MPK Luncurkan Perkumpulan Guru Kristen Indonesia

HUT Ke-75, MPK Luncurkan Perkumpulan Guru Kristen Indonesia

Guru Kristen Indonesia (GUKI)

OnlineKristen.com – Diantara sukacita perayaan ulang tahun ke-75 Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia yang penuh khidmat di IPEKA Integrated Christian School, Jakarta, Selasa (17/6/2025), sebuah tonggak sejarah baru ditancapkan.

Bukan hanya sekadar perayaan angka, namun momen tersebut menjadi saksi bisu kelahiran Perkumpulan Guru Kristen Indonesia (GUKI). Sebuah inisiatif visioner yang diharapkan akan menjadi mercusuar bagi ribuan pengajar di seluruh Nusantara.

Tiga sosok inspiratif telah terpilih sebagai nakhoda awal GUKI yakni Wulanningrum sebagai Ketua, Fini Chen sebagai Sekretaris, dan Indawati sebagai Bendahara.

Mereka adalah pilar pertama, mewakili suara dan harapan para guru Kristen, dengan kualifikasi NUPTK yang menjadi syarat utama, menegaskan keseriusan langkah ini.



Baca juga: Respon MPK Indonesia atas Putusan MK Soal Sekolah Gratis

Lahirnya GUKI bukan tanpa dasar. Ia diamanatkan oleh Undang-Undang serta Permendikbud Ristek Nomor 67 Tahun 2024, memberikan landasan hukum yang kokoh bagi perjalanannya.

Proses pendaftaran akan dilanjutkan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Proses masih panjang, namun perlu didoakan kiranya semua berjalan lancar, dan kelak menjadi berkat bagi 100.000 guru Kristen di seluruh Indonesia.

Duc in Altum. Sebuah doa yang mengandung kerinduan mendalam akan masa depan yang lebih cerah bagi para penggerak pendidikan.



Baca juga: 75 Tahun Merajut Asa, Perjalanan MPK dalam Membentuk Generasi Berkarakter

Konsolidasi MPK dan Lahirnya Harapan Baru

Handi Irawan D., Ketua Umum MPK Indonesia, mengungkapkan rasa syukurnya atas konsolidasi MPK selama tiga tahun terakhir.

Sebuah fondasi yang kokoh telah terbangun yaitu tujuh bidang strategis, 21 komisi, dan 80 pengurus pusat yang luar biasa.

Tak hanya itu, seluruh 23 MPK Wilayah pun telah mengalami perubahan kepengurusan, dengan total 535 pengurus yang tersebar, meskipun ia mengakui tidak semua aktif, namun jauh lebih baik dari sebelumnya.

“Mudah-mudahan transformasi kualitas sudah semakin baik,” harapnya.



Baca juga: Duc In Altum, MPK Indonesia Perkuat Transformasi Pendidikan Kristen dengan 20 Pengurus Baru

Kata Handi, peningkatan kualitas bukanlah tujuan tunggal. Ia menyebutnya sebagai “satu koin dua mata uang” yaitu kecerdasan dan kepandaian harus berjalan seiring dengan Christian Worldview yang kuat. Inilah esensi pendidikan Kristen yang sesungguhnya.

“Perkumpulan GUKI bukan ormas. GUKI bukan mengajak mereka untuk meminta tuntutan kepada pemerintah. Bukan semata perkumpulan yang kemudian menuntut pada yayasan supaya mereka semakin diperhatikan,” tegas dia.

“GUKI hadir dengan tujuan yang lebih mulia yakni menjadi wadah yang akan diisi dengan firman yang baik, tempat di mana panggilan guru dikuatkan, dan di mana mereka menemukan dukungan serta motivasi.”



Baca juga: Peringati HSKI 2025, MPK Gelar Doa Serentak Dimulai Pukul 7 Pagi di 7 Sekolah

Panggilan Mulia, Kesejahteraan Hakiki

Handi sangat memahami esensi sebuah panggilan. Ia percaya, “guru-guru yang mempunyai kekuatan panggilan luar biasa pasti bisa melakukan perubahan besar untuk sekolahnya.”

Namun, panggilan saja tidak cukup. Penghargaan dan kesejahteraan guru adalah sebuah keniscayaan.

“Guru bukan pahlawan tanda jasa, mereka adalah pahlawan yang harus diberikan jasa,” ujarnya, nada suaranya menguat.

Ini adalah kerinduan MPK yaitu untuk memperjuangkan tidak hanya penghargaan, tetapi juga kesejahteraan para guru.



Baca juga: Peneguhan Bidang VI MPK Indonesia: Langkah Strategis Menghadapi Tantangan Pendidikan Kristen di Era Global

Ada kekhawatiran mendalam yang disampaikan Handi: “Jangan sampai 2030 gaji guru masih di bawah UMR. Nggak akan ada masa depan untuk sekolah itu.”

Ia berbagi kisah pilu yang seringkali dia dengar. Ada pengurus yayasan yang dengan bangga menyatakan keberhasilan mereka “meyakinkan guru-guru supaya mengajar dengan setia dengan honor Rp. 500 ribu.”

Handi tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. “Aduh, diucapkan dengan kebanggaan, mana mungkin!”

Penderitaan, getir, dan kepahitan hidup yang dialami guru karena minimnya kesejahteraan pasti akan berdampak pada keteladanan yang tidak baik dan fokus pengajaran.



Baca juga: MPK Gelar Konfernas Pendidikan dan Gereja 2024, Tekankan Kolaborasi Nyata untuk Transformasi Sekolah Kristen

“Ada banyak persoalan di dalam keluarga mereka. Mereka tidak akan fokus dalam pengajarannya,” jelasnya.

Oleh karena itu, GUKI hadir. Dengan tujuan yang jelas yaitu menguatkan panggilan, meningkatkan penghargaan, dan memperjuangkan kesejahteraan.

Sebuah langkah berani dari MPK untuk memastikan bahwa para pahlawan sejati di garis depan pendidikan Kristiani dapat mengajar dengan hati yang tenang, pikiran yang jernih, dan panggilan yang utuh.

(Vic)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses