ONLINEKRISTEN.COM, JAKARTA- Guna meng-upgrade dan memperlengkapi para guru sekolah Minggu dan pelayan lainnya agar mampu mendidik anak-anak Sekolah Minggu menjadi generasi yang luar biasa, digelar Indonesian Festival of Puppetry And Creative Arts (Indofest) 2017 yang diadakan di Lantai 9, GBI PRJ, MGK Kemayoran, Jakarta, 18-19 Agustus 2017.
Para guru Sekolah Minggu tersebut dibekali pengetahuan dan keterampilan melalui workshop yang dibawakan oleh para pengajar dari dalam dan luar negeri, antara lain, David & Teesha (Pasangan Illusionis Internasional), Jana Alayra (Penyanyi dan Pembicara terkenal asal Amerika), Dale Hudson (pendiri dan presiden Building Children’s Ministry), Esther Ng (Art Psychotherapist) dan HOPS & Friends (Kelompok Panggung Boneka dan Drama).
Dalam sambutannya Pdm. Roy Raymond Tanudjaja MSc, Plt. GBI PRJ Pluit (CK 7) yang juga Koordinator Gembala CK 7 wilayah Jakarta barat ini mengutip Firman Tuhan dari Mazmur 127: 3-4, “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.”
“Hari ini Tuhan taruh dihati kita untuk mengupgrade dan melengkapi mereka untuk melakukan hal yang luar biasa bagi the next generation ini,” kata Roy dalam acara pembukaan Indofest 2017 di Lantai 9, GBI PRJ, MGK Kemayoran, Jakarta, 18 Agustus 2017.
Menurut Roy, tantangan hari ini pun bukannya gampang. Apalagi bila melihat populasi di Indonesia 266 juta dimana rata-rata usia penduduk 28,4 tahun. 133 juta orang dibawah 28,4 tahun sedangkan 65 juta orang dibawah 14 tahun.
“Ada sekitar 65 juta orang berumur dibawah 14 tahun untuk kita persiapkan menjadi generasi penerus yang diberkati luar biasa untuk kemuliaan nama Tuhan,” kata dia.
Roy juga memperhatikan banyak generasi muda meninggalkan gereja karena gereja dianggap sudah tidak menarik lagi.
“Sudah enggak exicited lagi. Tapi saya percaya melalui indofest hari ini dan besok, anda sebagai guru-guru Sekolah Minggu dan koordinator dimasing-masing gereja yang Tuhan percayakan, akan dilengkapi dan diupgrade pengetahuannya. Kita akan masuk kedalam hal yang luar biasa dimana akan terjadi kebangkitan generasi muda yang luar biasa,” urai dia.
Menurut Roy, ada beberapa tantangan generasi muda yang begitu mengerikan seperti narkoba, pornografi, LGBT dan keterikatan kepada sosial media.
“Karena itu, kehadiran Indofest 2017 ini bukan suatu kebetulan, kita menjangkau generasi muda dengan memperlengkapi para guru Sekolah Minggu dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang menginspirasi sehingga apa yang diajarkan kepada mereka menjadi relevan, menarik, penuh animasi, sukacita dan kreatif,” kata dia.
“Ditengah-tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat maka gereja pun harus punya kemauan belajar bersama untuk mendidik rekan sekerja Tuhan sebagai bekal mendidik generasi muda,” tandas dia.
Sebelum pembukaan, diadakan ibadah yang kala itu pemberitaan Firman Tuhan dibawakan Direktur CBN Indonesia, Mark Mclendon. Ia berkotbah dengan tema “Melayani Generasi Virtual”.
Menurut Mark, tantangan 2030 adalah gereja mesti fokus kepada pelayanan anak-anak.
“Tapi gereja harus ‘pindah gigi’ dimana anak dan remaja menjadi sentral pelayanan utama. Kita memuridkan generasi muda,” kata dia.
Mark mengutarakan empat Gaps (4 Gaps) yang dialami gereja di Indonesia saat ini yaitu the technology gap, the speed gap, the perspective gap dan the knowledge gap.
Menurutnya, gereja mesti membangun manusia untuk mengenal, mencintai dan berakar kepada Tuhan. Antara lain, dengan menjadikan Sekolah Minggu sebagai bagian dari sebuah proses pemuridan.
Selain itu, Mark membeberkan 95 persen gereja yang pernah dia kunjungi tidak pernah membuat class parenting untuk membangun anak-anak.
“Jadi pemuridan tidak hanya berhenti pada anak-anak tapi juga orang tua,” ujar dia.
Mark mengemukakan bahwa gereja tanpa manusia adalah museum.
“Juga, gereja tanpa anak dan remaja adalah calon museum, seperti yang terjadi di Korea Selatan belakangan ini,” tegas dia.
Sebab itu, Mark mengajak semuanya membangun gereja dengan cara membangun keluarga, anak dan generasi muda. “Baru itu namanya bangun gereja,” pungkas dia.
Diakhir kotbahnya dia mengutip Matius 18: 6-7, 9, “Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini.”
Dalam pembukaan Indofest tersebut ditampilkan juga penampilan Puppet dengan animasi teknologi digital dan penyanyi rohani asal Amerika Jana Alayra yang kala itu bernyanyi bersama anak-anak. Dan melontarnya kembang api saat itu menandai dibukanya Indofest 2017.
(OK-1)
Be the first to comment