Tak Ada Kata Pensiun

Tak Ada Kata Pensiun
Dari Kiri: Maruli Simanjuntak, Inge Halim, Eddy Sindoro, Pdt Fu Kwet Khiong

Tak ada kata pensiun, ketika setiap orang mau menyadari dan membuat Life Cycle management yakni investasi hidup mulai dari jangka umur 0-25 tahun, 26-45 tahun, 46-55 tahun, 56-akhir hidup.

“Pensiun itu hanya jabatan di kantor. Tapi dalam hidup tidak ada yang pensiun. Kehidupan berlanjut. Justru kita mesti terus bekerja dan bertumbuh sampai Tuhan Yesus datang kedua kali,” kata Konsultan dan Trainer T&T Management, Tumbur Tobing SE, MBA, dalam Seminar Mengubah Dunia Melalui Kerja di Jakarta, Sabtu, (8/11).

Seminar yang dibuka oleh Keynote Speaker Tumbur Tobing, SE, MBA, menghadirkan pembicara yaitu Director ASEAN Center of Competencies, IBM, Inge Halim, Pelaku bisnis Eddy Sindoro, MBA, Mantan Direktur PLN Ir Rully Simanjuntak, Konsultan HRD Markus K Hidayat SPsi, Wartawan dan Konsultan Komunikasi Politik Putut Prabantoro dan Gembala Sidang GSRI Citra Pdt Fu Kwet Khiong STh, MBA.


Tumbur Tobing
Tumbur Tobing

Selain itu, lanjut Tumbur Tobing, performance (kinerja) harus meninggalkan legacy (warisan). Bukan warisan harta tapi warisan kapasitas pikiran, yang bisa menghasilkan, mengubah dan mentransformasi generasi 20 atau 30 tahun akan datang.

“Jadi, bukan warisan uang dan nama, tapi warisan berupa perubahan di masyarakat yang ditinggalkannya tatkala dia hidup di dunia,” ujar dia.

Dalam menjalani pekerjaan, lanjut Tumbur, hendaknya setiap orang menyadari penuh bahwa dia sedang mengerjakan agenda Tuhan bukan agenda manusia. Mengerjakan agenda Tuhan, berarti apapun yang dikerjakan harus dikembalikan kepada Tuhan.


“Jika memahami agenda Tuhan, maka sadarkah bahwa kita instrumen Tuhan. Kita dipanggil oleh karena kita dipilih dalam ‘cetak biru’ Tuhan,” tandas dia.

Pembicara lainnya, Mantan Dirut PT PLN, Rully Simanjuntak, mengatakan dulu orang berpikir panggilan Tuhan yang mulia itu menjadi pendeta atau misionaris. Tapi Alkitab sesungguhnya mengatakan bahwa setiap orang dipanggil untuk berbuat baik, dimana Tuhan punya rencana dahsyat untuk memampukannya untuk mengubah dunia yang gelap ini menjadi terang.

“Justru kegelapan dan kekacauan terjadi lantaran kurangnya anak-anak Tuhan eksis di berbagai bidang,” kata Rully yang kini menjadi Advisor Medco Energy.


Tuhan mau, menurut Rully, agar setiap orang terpanggil di bidang profesional apapun. Sebab Tuhan telah memberikan talenta kepada kita supaya melalui profesionalitas dan nilai-nilai yang dimiliki itu bisa mengubah dunia. Juga, mampu mengubah Indonesia yang sedang alami perubahan besar dengan presiden yang baru.

“Ini adalah kesempatan bagi orang Kristen yang profesional dan berintegritas untuk ambil bagian di dalamnya. Apalagi, kini, orang tidak melihat lagi dari suku dan agama tapi lebih melihat profesionalitas dan integritasnya,” urai dia, “Disinilah anak-anak Tuhan bisa berkontribusi secara nyata kepada Indonesia dan memuliakan Tuhan lewat dunia profesionalitas yang kita geluti.”

Orang-orang seperti ini, tambah Rully, harus bersedia seperti Ahok yang berani menyatakan kebenaran demi melaksanakan visi dan misi yang baik walaupun dia harus membayar ‘harga’.


“Kita harus bisa menjadi role model ditengah-tengah bangsa yang sudah terjebak dalam materialisme dan hedonisme. Dan nilai kekristenan yang kita miliki mampu memperbaharui dan menjadikan pemimpin yang melayani bukan dilayani,” tutup Wakil Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia.

Director Asean Center of Competencies IBM, Inge Halim mengatakan sebenarnya tidak perlu terjadi dikotomi antara kerja dan iman. Kerja itu sebagai media untuk memuliakan Tuhan yang kelak memberikan dampak positif pada dunia ini.

“Apapun yang kita kerjakan mesti memberikan makna dan dampak,” pungkas dia.***

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.