Makna Momentum Doa “TahtaNya 24/40” Yang Akan Digelar Jaringan Doa Nasional 

“Ditengah-tengah berbagai kegoncangan yang terjadi, Jaringan Doa Nasional (JDN) terus menerus melakukan panggilannya untuk menggerakan doa dalam kesatuan,”

Makna Momentum Doa “TahtaNya 24/40” Yang Akan Digelar Jaringan Doa Nasional 

OnlineKristen.com  | Memasuki tahun 2020, semua dikejutkan oleh berita Covid-19 yang melanda di seluruh dunia. Seluruh aktivitas di dunia seakan berhenti, khususnya di Indonesia. 

Sejak bulan Maret 2020 sampai awal Juni, seluruh aktivitas dibatasi dan bahkan diberlakukannya PSBB (Pengaturan Sosial Berskala Besar), membuat setiap orang melakukan kegiatannya semua dari rumah. 

Apa yang terjadi, bukan saja banyak orang sakit, mengalami kematian, tetapi telah memberikan dampak yang begitu besar bagi kehidupan manusia, ekonomi mengalami perlambatan dan terancam resesi, terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja besar-besaran, kemiskinan yang mendera, belum lagi terjadinya perubahan sistem di dunia pendidikan, kegiatan peribadatan pun hanya bisa dilakukan di rumah. 


Bahkan dalam sejarah kekristenan ini kali pertama dimana orang percaya di seluruh dunia melakukan ibadah dan perayaan Paskah di rumah masing-masing. 

Situasi Covid ini telah membawa manusia memasuki New Normal, sebuah era yang benar-benar telah merubah berbagai pola kegiatan manusia, setiap orang hanya bisa bertemu secara online

Manusia dipaksa untuk memasuki perubahan dan ini telah mendatangkan kegoncangan yang sangat luar biasa. 


“Ditengah-tengah berbagai kegoncangan yang terjadi, Jaringan Doa Nasional (JDN) terus menerus melakukan panggilannya untuk menggerakan doa dalam kesatuan,” jelas Penangggung Jawab MDK Nasional, Pdt Tony Mulia dalam jumpa pers secara daring pada hari Senin, 29 Juni 2020. 

Makna Momentum Doa “TahtaNya 24/40” Yang Akan Digelar Jaringan Doa Nasional 
Pdt Tony Mulia

Lebih lanjut Pdt Tony Mulia menyebut beberapa acara yang telah sukses di lakukan JDN. Diantaranya, acara Arise and Shine (selama 7 kali) yang dilakukan melalui media Zoom dan dipancar-siarkan melalui live streaming, dan terus bergulir di kota-kota, doa puasa saat memperingati kematian Tuhan Yesus hingga kebangkitan. 

“MDK Nasional berdoa setiap pagi selama 40 hari, dan kemudian hingga saat ini berbagai kota terus mengupayakan doa-doa di wilayah mereka. Ada doa berantai, ada doa pagi setiap hari seperti yang dilakukan di wilayah Sulawesi dan DKI dan lain sebagainya,” beber dia. 


Saat ini, lanjut Tony, Covid tidak kunjung berlalu, vaksin juga belum ditemukan, namun kehidupan terus bergerak, ekonomi harus kembali ditata. 

“Yang patut kita renungkan adalah “Apa yang Tuhan mau kerjakan di Era New Normal ini? bagaimana gereja memasukinya,” kata dia. 

“Oleh sebab itu, ini saatnya kita tidak lagi fokus kepada Covid-19, justru ini waktu yang tepat untuk kita menghadirkan Takhta-Nya sebagai pusat perhatian melalui penyembahan, doa, dan syafaat kita 24 jam selama 40 hari, bersama-sama melepaskan penyembahan, pujian suara kita sehingga Takhta Tuhan itu hadir di Indonesia,” imbuh Tony. 


Yesaya 66:1 “Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?” 

“Lewat acara Takhta-Nya 24/40, kita merindukan bahwa suara penyembahan yang kita bawa di hadapan Tuhan mewakili kelompok, keluarga, denominasi, suku, generasi, bahasa yang dilepaskan bersama selama 40 hari itu menjadi sebuah lagu baru yang dinyanyikan dari ujung bumi,” urai dia. 

Artinya, tambah Tony, seluruh komponen tubuh Kristus bersama-sama, “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya (Yesaya 42:10)” 


Sementara mewakili Panitia Pengarah, Pdt Welyar Kauntu mengutarakan Penyembahan 24/40 akan dilakukan tanggal 8 Juli – 17 Agustus 2020 bersamaan dengan saat dimana Indonesia akan merayakan kemerdekaan yang ke-75. 

Makna Momentum Doa “TahtaNya 24/40” Yang Akan Digelar Jaringan Doa Nasional 
Pdt Welyar Kauntu

“Ini bukan sekedar sebuah event biasa, tapi sebuah panggilan kudus bagi setiap dari anak-anak Tuhan, keluarga, gereja lokal, pelayanan, rumah-rumah doa, dan semua suku-suku di Indonesia untuk menanggapi sebagai sebuah Keluarga Indonesia (Indonesian Family) yang sudah disiapkan Tuhan untuk waktu seperti ini (Ester 4:14),” jelas dia. 

Kata Welyar, bagaikan Maria yang memecahkan buli-buli Narwastu (Yoh 12:3), memberikan korban yang terbaik yang bisa diberikan di kaki Tuhan, penyembahan 24/40 adalah sebuah ukupan (incense) yang bau harumnya seperti wangi-wangian (perfume) yang akan semerbak di seluruh Nusantara, dari Papua sampai Aceh, dari Miangas sampai pulau Rote. 


“Sebuah awal normal yang baru yang dikehendaki Surga, menjadi penyembah-penyembah dalam roh dan kebenaran, sesuatu yang selalu menjadi kerinduan hati Bapa (Yoh 4:24),” ujar dia. 

“Pesan yang hendak disuarakan melalui suara ini adalah umatNya kembali hidup dalam Keintiman/Intimacy (Maz 27:4), percaya pada Pertolongan Tuhan/Grace (Ibr 4:16), Tuhan akan menyatakan isi hatiNya atau memberi Pewahyuan/Revelation (Kel 25:21-22), bahwa Tuhan lah yang memilliki Otoritas (Authority),” tambah dia. 

Acara yang dilakukan selama 24 jam 40 hari ini, akan dibagi dengan 12 segmen setiap hari, dan setiap segmen 2 Jam, dimulai dari jam 00.00. 


Untuk menjadi bagian dari gerakan 24/40 ini, melalui perwakilan JDN (Jaringan Doa Nasional) yang ada di 17 Wilayah Regional, di Sekota dan juga Kategorial Jaringan Doa Nasional (Wanita, Pemuda dan Anak). 

“Secara teknis, gerakan ini dilakukan oleh anak-anak muda, karena kita pun meyakini bahwa ini waktu kebangkitan generasi. Mari terlibat dan ambil bagian bersama-sama, karena Tuhan bertahta diatas pujian UmatNya,” pungkas Welyar.

(VIC)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.