MELAYANI DENGAN HATI NURANI

Weinata Sairin
Weinata Sairin

MELAYANI DENGAN HATI NURANI

 

sohibku setahun ini menjadi pelayan di sebuah warteg
di dera pandemi
perusahaan tempatnya bekerja
mengalami bangkrut
dan ia mesti keluar dari kantor itu
ia dengan seorang istri dan dua anak yang masih sekolah di sekolah dasar sempat stres menghadapi kenyataan pahit seperti itu
namun kemudian hidupnya bangkit penuh gairah
setelah ia mulai
bekerja sebagai pelayan warteg

walau ada kawan-kawannya
sinis dengan
pekerjaan barunya
yang memandang
pelayan sebagai
pekerjaan hina
justru sohibku
sukacita dengan pekerjaan itu

ia bersyukur bisa berinteraksi dengan banyak orang dari beragam latar belakang
ia bangga bisa melayani setiap orang yang datang menikmati menu warteg yang sederhana dengan
harga terjangkau
ia berfikir bahwa
menjadi pelayan
itu pekerjaan mulia

ku amat takjub dan bangga dengan pandangan sohibku
tentang makna
pelayan
dalam perspektif
pemikirannya
yang amat transformatif
ia tidak memahami diksi pelayan dalam makna konvensional yang rendahan dan hina




kata pelayan, pelayanan yang awalnya bersumber dari Alkitab kemudian secara spesifik dikembangkan
menjadi pemimpin yang melayani atau kepemimpinan yang melayani

pemimin atau kepemimpinan jenis ini antara lain ditandai dengan kesediaan untuk mendengar, berdialog, bertemu, blusukan
tanpa mempertimbangkan realitas apapun

pemimpin yang melayani banyak menggunakan hati nurani
kerendahan hati, empati dan solidaritas
kesediaan mengurbankan kepentingan pribadi dan atau golongan

figur-figur seperti jokowi, gandhi, nelson mandela, bunda teresa
adalah orang-orang yang mewujudkan kepemimpinan yang melayani
yang acap bertindak out of the box demi kepentingan orang lain
demi terwujudnya paradigma baru dalam membangun kehidupan berkeadaban

spirit melayani harus menjadi roh dan napas para pemimpin pada level apapun
memimpin dengan hati nurani
adalah pemimpin
yang melayani
dan bukan dilayani
pemimpin model seperti itu
adalah pemimpin yang mampu menjawab perubahan global
pemimpin yang dilimpahi Hikmat Tuhan.

Jakarta, 3 November 2021/pk.6. 24

Weinata Sairin

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses