Jakarta, onlinekristen.com, Teringat kenangan saat di kampung halaman, Kecamatan Sumbul, Dairi, Sumatera Utara, para perantau se-Jabodetabek menggelar perayaan Natal Spectavaganza di Gedung Delima, Bekasi, Minggu (11/12/2016).
Dalam acara yang dihadiri 1500-an orang yang berasal dari Kecamatan Sumbul tersebut setiap desa/kelurahan berkesempatan mengisi acara, mulai dari paduan suara, puisi, liturgi, drama, nyanyi solo, tarian dari tiap puak batak, hingga stand up comedy.
Menurut Ketua Panitia, Nahason Lumban Gaol, SE, di Kecamatan Sumbul ada 4 puak batak yang tinggal di situ yakni; Batak Toba, Mandailing, Pakpak dan Simalungun.
“Masing-masing puak tersebut akan menampilkan kebudayaannya, seperti tarian adat misalnya. Inilah yang kami maksud Spectavaganza yang berarti parade budaya,” kata Nahason di sela-sela acara, Sabtu (10/12/2016).
Dikatakan Nahason, perayaan natal Kecamatan Sumbul ini adalah untuk yang pertama kalinya digelar. Persiapan acaranya pun sudah sejak lama karena upaya menjaring dan mengundang para perantau Kecamatan Sumbul yang ada, yang tersebar di wilayah Jabodetabek.
“Persiapannya sejak bulan Agustus 2016. Penyebaran undangan dan informasi tentang acara ini dilakukan dari mulut ke mulut melalui medsos, sms dan telp. Dari kenalan yang satu ke yang lainnya,” kata pria kelahiran Sumbul, 17 Desember 1974 ini.
Tindak lanjut dari acara ini, kata dia, akan dibuat punguan (kumpulan) dan kepengurusan agar ke depan bila ingin menyelenggarakan acara serupa dan lainnya sudah tidak sulit lagi.
“Kita juga mau saling mengenal dan berbagi lebih dekat lagi. Tercipta hubungan harmonis sesama kami parhuta kecamatan sumbul di perantauan,” tandasnya.
Sementara itu, menurut Ketua Punguan Sumbul, Makmur Sitompul, kumpulan warga perantau se-Kecamatan Sumbul sudah ada di Medan.
“Sebelumnya, kumpulan ini pertama ada di Medan baru di Jakarta ini meliputi Jabodetabek,” katanya.
Diungkapkan dia, saat ini sudah ada beberapa kumpulan se-desa atau kelurahan yang ada di Sumbul. Ke depan, punguan ini juga akan membantu membangun kampung halaman, yang salah satunya menjadikan Sumbul sebagai satu Kabupaten baru.
“Dulu pernah diusulkan jadi satu kabupaten sumbul tetapi gagal. Kita ingin membangun Sumbul, termasuk orang Sumbul yang ada di sana dan perantauan,” kata pria kelahiran Sumbul, 19 Agustus 1950 ini.
Ada pun tema pada perayaan natal tersebut “Harmony of Christmas in Togethernes” (Lukas 3;14b). Pdt. Tulus Ompusunggu, M.Th dalam khotbahnya mengatakan bahwa hadiah natal yang sesungguhnya ialah “kasih”.
“Yesus adalah hadiah Natal yang menyelamatkan kita. Jadi, rangkulah hadiah itu,” katanya.
Menurut Tulus, dalam membangun hubungan yang harmonis harus membuang kesombongan. Dia juga menekankan perlunya saling membangun dan bertolong-tolongan sesama saudara satu kampung.
“Jangan sama tetangga sekampung tidak saling tegur sapa,” imbau Pendeta Ressort HKBP Menteng dan beristrikan warga Sumbul ini.
(ARP)
Be the first to comment