Pdt Jhon PE Simorangkir DTh Maju Sebagai Calon Sekjen, Ini Visi dan Cita-Cita GKPI yang Diperjuangkan

Pdt Jhon PE Simorangkir DTh
Pdt Jhon PE Simorangkir DTh

Mengandalkan anugerah dan kekuatan Tuhan, Pendeta Jhon PE Simorangkir DTh melangkah dengan penuh iman untuk menjadi calon Sekretaris Jenderal (Sekjen) GKPI dalam Sinode AM Periode XXII GKPI yang akan digelar di GKPI Center Pematang Siantar, 15-18 April 2021.

“Dengan mengandalkan anugerah dan kekuatan Tuhan, saya menyampaikan kepada para pendeta, pelayan dan warga Jemaat GKPI di seluruh Indonesia tentang kesediaan saya untuk menjadi calon Sekjen GKPI,” tegas Pdt Jhon PE Simorangkir di Jakarta, Rabu (14/4/2021).

“Saya ingin turut memberikan diri dalam kepemimpinan GKPI, untuk memperjuangkan visi dan cita-cita GKPI yakni menghadirkan pelayanan seperti kegembalaan Yesus Kristus Sang Gembala Baik (Injil Yohanes 10:1-18),” tambah Pendeta GKPI Jemaat Khusus Satria Grogol, Jakarta Barat ini.


Baca juga: Periodisasi di GKPI, Haposan Hutagalung: JANGAN ADA TIM SUKSES

Visi dan cita-cita GKPI yang akan diperjuangkan Pdt. Jhon PE Simorangkir meliputi:

Pertama, Kantor Sinode memandu gerak menggereja GKPI berjalan bersama (Y. sun-hodos) di jalan Yesus yaitu jalan cinta kasih, anugerah dan keadilan. Ini sesuai dengan visi dan cita-cita GKPI serta Renstra (Rencana Strategis) GKPI.

Kepemimpinan mampu mengenali dan mempunyai sistem untuk mengetahui apa yg diupayakan di tiap Resort/Jemaat dan Wilayah, serta Kantor Sinode menyediakan arahan dan pendampingan.

Kedua, Penyiapan Pendeta secara komprehensif sejak di sekolah-sekolah Teologi, di mana GKPI mendampingi para calon pelayannya hidup dalam cita-cita GKPI yaitu menghadirkan pelayanan seperti pelayanan Yesus sang Gembala Baik.


Baca juga: Calon Sekjen dan Kepala Departemen HKBP yang Masuk Pemilihan Putaran Kedua Hari Ini Sinode Godang Ke-65

Ketiga, pengelolaan data pendeta dan pengerja GKPI dengan menggunakan data base sehingga terdapat pengenalan seksama terhadap potensi, pengembangan dan SDM pengerja GKPI, demikian dalam hal penempatan (mutasi). Demikian juga akan terus mengelola administrasi dan keuangan secara transparan dan akuntabel.

Keempat, penyiapan Pendeta GKPI yang komprehensif dengan melakukan pendampingan dan ikut dalam pengasuhan sejak mereka berada di sekolah-sekolah Teologi.

Kelima, Beasiswa. Mengupayakan beasiswa kepada para pendeta dan anggota jemaat, melalui kerjasama dengan lembaga beasiswa LWF, UEM dan mitra-mitra lainnya serta dengan warga jemaat, yaitu dalam rangka GKPI memberikan pelayanan bermutu dan komprehensif, yang didorong oleh Injil Yesus Kristus.


Baca juga: Seruan Agar Sidang Sinode Gereja Sedapat Mungkin Hindari Pengumpulan Umat Secara Ragawi

Keenam, Memperlihatkan semangat menggereja dalam segala keadaan, yaitu dalam masa Covid-19 tetap beribadah dan memberitakan Firman Tuhan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi digital, dan melakukan perwujudan Firman Tuhan itu melalui, baik diakoni karitatif, maupun reformatif dan transformatif.

Ketujuh, dalam penggajian pengerja GKPI, mempergunakan atau mengacu kepada tabel Peraturan Gaji PNS (PGPNS) yang lebih tinggi dari PGPNS Tahun 2008, yang saat ini masih menjadi acuan.
Kedelapan, melanjutkan dan meningkatkan upaya memberikan bantuan perumahan kepada pendeta pensiun/yang akan pensiun.

Dengan latar belakang sebagai Pendeta GKPI selama 22 tahun, yang menjalani baik pengalaman akademik maupun berjemaat, dari menghubungkan keduanya secara dialektis, Pdt Jhon PE Simorangkir yakin dapat bekerja sama dalam kepemimpinan GKPI.


Baca juga: Penutupan Sidang Sinode GKSI, PGI: Bangun Rekonsiliasi dan Persatuan

“Bekerja sama untuk melanjutkan dan mewujudkan cita-cita GKPI menghadirkan pelayanan seperti kegembalaan Yesus Kristus, Sang Gembala Baik (Yoh. 10:1-18); melayani, bukan untuk dilayani (Markus 10:45); menggereja dengan semangat Imamat Am Orang Percaya (1 Petrus 2:5,9); Gereja yang melakukan Penginjilan dan Misi yang Holistik”; serta “Gereja yang Berdiakoni !” pungkasnya.

Tentang Pdt Jhon PE Simorangkir

Pdt Jhon PE Simorangkir DTh lahir di Medan, 10 April 1972. Pdt. Jhon berasal dari keluarga pendeta. Ayahnya juga seorang pendeta yang bernama Pdt. Salamat Tua Simorangkir menikah dengan Tio Rugun Hutabarat. Sementara Pdt. Jhon menikah dengan seorang sarjana teologi Tiarma Pintauli Tambun, SSi Teol dan dikaruniai 3 anak.

Jhon menyelesaikan studi S1 (lulus 1996) dan S2 (lulus 2004) teologi dari STT Jakarta. Sedangkan studi S3 Doctor of Theology (2017) dari Lutheran Theological Seminary, Hongkong, dengan judul disertasi “Lutheran Identity of Batak Churches. A Study of the Confession of Faith of the HKBP and the Basic Articles of Faith of the GKPI”.


Baca juga: Tak Percaya Covid, Jemaat dan Pendeta dari 32 Gereja di Papua Bakar Masker

Pengalaman organisasi Jhon mulai terasah ketika dipercayakan menjadi Ketua Senat Mahasiswa STT Jakarta (1993-1994). Dilanjutkan menjadi Sekretaris BKAG Tapanuli Utara (2008-2011) dan Sekretaris Komisi Teologi GKPI (2015-2020). Juga, Jhon dipercayakan menjadi Anggota Litbang PGI dan Ketua Pengurus Alumni STT Jakarta (2019-sekarang).

Dalam pelayanan, Pdt. Jhon ditahbiskan menjadi Pendeta GKPI pada 20 Desember 1998. Dia pernah bekerja sebagai Tata Usaha GKPI Menteng (1996-1998). Lalu, menjadi Kepala Bagian Umum/ Personalia STT Jakarta (1998-2005).

Sebelum melayani sebagai Pendeta GKPI JK Satria Grogol Jakarta, Pdt. Jhon juga pernah menjadi Pendeta Resort Jakarta Raya, Pendeta GKPI Resort Parbubu Dolok, Wilayah Silindung dan Pendeta diperbantukan/Guru Jemaat GKPI Bandung.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.