Home / GEREJA DAN MINISTRY / PORSENI Dewasa GKJ Klasis Jakarta Bagian Barat 2025: Sukacita, Harmoni, dan Persaudaraan Sejati

PORSENI Dewasa GKJ Klasis Jakarta Bagian Barat 2025: Sukacita, Harmoni, dan Persaudaraan Sejati

Gereja Kristen Jawa (GKJ)

OnlineKristen.com – Jumat pagi itu, halaman Sekolah Ora et Labora BSD, 5–6 September 2025, dipenuhi warna-warni seragam, tawa yang pecah tanpa henti, dan semangat yang membuncah.

Ratusan jemaat dari 11 Gereja Kristen Jawa (GKJ) lingkup Klasis Jakarta Bagian Barat datang bukan sekadar untuk bertanding, tetapi untuk berpesta dalam PORSENI Dewasa 2025—sebuah perayaan olahraga dan seni yang menjadikan kebersamaan sebagai pusatnya.

Kita bukan lomba hari ini, Bapak Ibu. Kita berpesta!” seru Sisya dan Yesa, pembawa acara yang jenaka membuka suasana.

Riuh tepuk tangan mengiringi setiap kontingen yang dipanggil, dari GKJ Bumi Indah hingga GKJ Yeremia.

Dalam seragam yang beraneka warna, mereka seakan menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah sekat, melainkan mozaik indah yang memperkuat persaudaraan.


Baca juga: PGI Serukan “Bangsa Ini Harus Dibangun dengan Refleksi, Bukan Represi!” Saat Demo Ricuh

Tema yang Menyatu dalam Kehidupan

“Joy in Togetherness, Bungah ing Katresnan, Raket ing Paseduluran.” Tema besar ini bukan hanya terpampang di spanduk, tetapi juga bergema di setiap doa, renungan, dan lantunan lagu.

Terinspirasi dari Efesus 4:3, PORSENI tahun ini menegaskan makna persatuan dalam kasih, di tengah dunia yang sarat konflik dan perpecahan.

Pendeta Emeritus Joko Sulistyo menekankan dalam renungannya: Kalau pulang dari PORSENI ini hati kita dongkol, maka acara ini gagal. Yang terpenting bukan menang atau kalah, melainkan bagaimana kita tetap satu dalam damai sejahtera.”

Dari Lapangan Hingga Panggung Seni

Hari pertama diwarnai semarak olahraga: raket badminton beradu cepat, bola pingpong memantul disambut tepuk tangan, sorak-sorai pecah di ruang e-sport FIFA ketika Barcelona, Real Madrid, hingga Manchester United tampil dalam layar digital.

Bahkan para lansia turut bersaing sehat dalam Senam Sehat Adiyuswa, dipandu para instruktur berlisensi internasional.


Baca juga: Pdt. Imanuel Cs Minta Gubernur DKI Usut Dugaan Pungli Dana BOTI 1,2 Juta Per Tahun

Keesokan harinya, seni mengambil panggung utama. Paduan Suara Etnik memikat hati dengan harmoni lintas generasi—“Gita Yeremia” menyuarakan harapan melalui budaya, sementara “Sangkakala Two Choir” dari Pamulang memadukan nyanyian gerejawi dengan musik tradisional.

Deretan juri ternama, dari Luciana Dharmadi Oendoen hingga Mahardika Simbolon, memberi bobot prestisius pada ajang ini.

Tak kalah menarik, lomba film pendek menyalakan kreativitas. “Krungu” dari GKJ Pamulang mengisahkan pergumulan seorang jemaat tuli; “Ruang Tunggu” dari GKJ Serpong menyentuh soal pengampunan; sementara “Kembali” dari GKJ Yeremia menuturkan kisah sahabat lama yang dipersatukan kembali lewat proyek renovasi gereja.

Lomba Baca Indah Alkitab Bahasa Jawa pun menghadirkan nuansa khas, mempererat jemaat dengan akar budaya dan iman.


Baca juga: Pelarangan Ibadah di Koto Tangah, Padang, PGI: Tidak Bisa Lagi Berpura-pura Hanya Insiden Kecil Akibat Kesalahpahaman

Kehangatan yang Nyata

Di sela pertandingan dan penampilan, bazar makanan yang digelar menjadi ruang temu tambahan. Jemaat lintas gereja duduk bersama, berbagi cerita sambil menikmati bubur, kopi, hingga jajanan ringan dari sponsor.

Kehadiran pendeta-pendeta dari berbagai gereja serta dukungan sponsor seperti Mayora, PLN Icon Plus, Bubur Happy 88, hingga Eka Hospital menambah semarak dan rasa syukur.

Momen paling menggetarkan adalah ketika seluruh jemaat berdiri, bergandengan tangan, lalu menyanyikan “Dalam Yesus Kita Bersaudara.”

Ribuan suara berpadu, menembus batas usia, latar belakang, dan denominasi—menjadi bukti nyata bahwa kasih Kristus mampu menyatukan segalanya.


Baca juga: Lia Laurent, Mengukir Sukses di Ladang Sawit, Menyemai Iman di Hati Manusia

Lebih dari Sekadar Kompetisi

Panitia dengan tegas mengingatkan, “Kalau mau protes, wajib pakai salam cinta dan salam guyub dulu.”

Spirit itu nyata: ketika satu tim kalah, yang lain menghibur; ketika menang, sukacita dirayakan bersama. Tidak ada sekat antara gereja besar dan kecil—semua sama di hadapan Tuhan.

Wibowo, Ketua Panitia, menegaskan: Harapannya, setelah PORSENI, Bapak Ibu tetap melanjutkan kebersamaan ini—mungkin main badminton bareng antar gereja, bikin komunitas film, atau paduan suara lintas jemaat.”

Pendeta Fransiska Natalia Handayani, Ketua Bapel Klasis, menambahkan, “Mari kita jadikan PORSENI sebagai ajang kebersamaan. Bersukacita dalam kebersamaan, bahagia dalam kasih, erat dalam persaudaraan.”


Baca juga: Merawat Ciptaan Tuhan, Dari HKBP di Jakarta, Seruan Iman Untuk Tutup TPL

Kisah tentang Paseduluran Sejati

Ketika gong ditabuh sebagai tanda pembukaan dan penutupan resmi, sorak-sorai menggema, menandai bahwa nama Kristuslah yang ditinggikan, bukan nama gereja masing-masing.

PORSENI Dewasa GKJ Klasis Jakarta Bagian Barat 2025 bukan sekadar agenda tahunan. Ia adalah oase kebersamaan—kisah iman, cinta, dan persaudaraan yang dihidupkan lewat olahraga dan seni.

Dua hari itu meninggalkan jejak inspiratif: bahwa sukacita sejati tidak lahir dari kemenangan pribadi, melainkan dari kebersamaan yang tulus, dari kasih yang merekatkan, dari paseduluran yang sejati.

#PORSENI2025 #GKJKlasisJakartaBarat #PORSENIDewasa #JoyInTogetherness #BungahIngKatresnan #RaketIngPaseduluran #OlahragaDanSeni #PersaudaraanGKJ #SukacitaDalamKebersamaan #PaduanSuaraEtnik #FilmPendekGKJ #BacaIndahAlkitab

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses