SEORANG ANAK DI LAMPU MERAH
dibawah terik mentari yang membakar liar
seorang anak kecil
dengan baju lusuh kumal
berdiri tegar di samping lampu merah
ia menghampiri setiap mobil yang
berhenti disitu
tangannya yang kurus kering memegang kaleng
kecil
mengasongkannya kepada pengendara mobil
yang mobilnya
tertahan di lampu merah
sambil mengucap lirih
kasihanilah pak
sudah dua hari
tidak makan!setiap hari anak kecil itu mengais rezeki di lampu merah itu
mobil-mobil yang lewat seperti sudah menjadi pelanggan setia
yang selalu siap
memberi koin atau
lembaran uang
mengisi kaleng
yang diusung anak kecil itu
setiap hari ia mengumpul hampir seratus ribu
rupiah
dilampu merah ituia pernah diangkut petugas dalam sebuah razia
di bawa ke sebuah rumah
diberi pelatihan
agar memiliki keterampilan
dan meninggalkan
posisi sebagai pengemis
tapi anak kecil itu
taksuka
ia pun lari dari tempat pelatihan
dan kembali
memungut remah-remah yang
tercecer di lampu merahmungkin banyak anak-anak usia sekolah yang mengais rezeki di lampu merah
dimana negara berada
dimana agama-agama
hadir dan beroperasi
dimana gereja yang semboyannya
gereja sayang anak
melayani
apakah gereja masih sibuk diskusi teologi lewat zoom
dengan ungkapan-ungkapan lebay tentang hal makro diluar ranahnya
apakah anak-anak
yang hidup di lampu merah itu
tidak terkena percik-percik kasih sayang gereja dan komunitas keagamaan
agama-agama mesti bertindak nyata
takcukup hanya tausyiah dan fatwa!Jakarta 4 November 2021/pk 11.20
Weinata Sairin
Be the first to comment