Satu Dekade Dualisme GKSI Berakhir Damai, Nomor 64 dan Anggur Baru

Dua puluh tahun lamanya, organisasi gereja ini terbelah dalam dualisme kepemimpinan. Sidang demi sidang telah dilalui, dari ruang pertemuan PGI hingga lobi-lobi sunyi yang dilakukan dalam keheningan hati seorang hamba Tuhan.

gksi damai
Ketua Majelis Tinggi Sinode GKSI versi rekonsiliasi, Willem Frans Ansanay, SH, M.Pd

OnlineKristen.com – Di sebuah kantor yang tak jauh dari hiruk-pikuk pusat Jakarta Timur, senin siang itu, 23 Juni 2025, udara damai seperti menyusup dari sela jendela terbuka.

Di ruang kerja Sinode Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) versi rekonsiliasi, senyum tenang seorang pria paruh baya menyiratkan sebuah kelegaan panjang.

Willem Frans Ansanay, Ketua Majelis Tinggi Sinode GKSI, menyambut media dengan wajah jernih—seolah beban dua dekade itu perlahan-lahan mulai sirna.

Dua puluh tahun lamanya, organisasi gereja ini terbelah dalam dualisme kepemimpinan. Sidang demi sidang telah dilalui, dari ruang pertemuan PGI hingga lobi-lobi sunyi yang dilakukan dalam keheningan hati seorang hamba Tuhan.



Baca juga: HUT Ke-34, GKSI Tetap Berdiri Kokoh Jalankan Amanat Agung

Namun seperti embun pagi yang sabar menunggu matahari, benih perdamaian akhirnya tumbuh dan berbunga di tanah gereja.

“Kalau tidak salah, pada Sidang MPL PGI tahun 2023 di Balikpapan, kami angkat kembali masalah GKSI. Saya lakukan lobi kepada Pak Gomar Gultom dan Pak Jacky Manuputty—saat itu Ketua Umum dan Sekretaris Umum PGI. Kami mencari formula yang damai,” tutur Frans, mengenang momen awal rekonsiliasi.

Frans tidak datang dengan tangan kosong. Ia membawa konsep dan opsi penyelesaian yang dirumuskannya sendiri. Tiga sampai empat pendekatan diajukan: rekonsiliasi dengan fasilitasi PGI, pemberian nama baru bagi pihak yang tidak sepakat, atau masing-masing membentuk sinode sendiri.

Waktu menjawab kerja keras itu. Pada Sidang Raya PGI tahun 2024 di Toraja, langkah besar diambil.



Baca juga: Rakernas Sinode GKSI Tetap Rekomendasikan Rekonsiliasi, Frans Ansanay: Kami Tak Tabu Untuk Berdamai

“Kita diminta menandatangani pakta integritas. Dua-duanya menjadi sinode baru, dan dua-duanya diterima menjadi anggota PGI,” ujar Frans.

Sebuah keputusan yang secara teologis dan sosial bukan hanya menyatukan perpecahan, tapi juga menyembuhkan luka panjang.

Namun jalan damai itu masih menyimpan kisah unik. PGI memutuskan untuk menentukan nomor keanggotaan melalui sistem undian. Lokasinya di Graha Oikoumene, kantor PGI di Salemba Raya No. 10, Jakarta.

“Puji Tuhan, kita mendapatkan kembali nomor keanggotaan lama, yaitu 64. Nomor yang sejak 1992 menjadi identitas kami di PGI. Sedangkan saudara-saudara kami yang lain mendapatkan nomor baru, 105,” terang Frans, dengan nada bukan membanggakan, melainkan mensyukuri.



Baca juga: Sinode GKSI Pimpinan Pendeta Marjiyo Patenkan Logo GKSI Sejak 2016

Langkah rekonsiliasi ini bukan sekadar perubahan administratif, tetapi juga transisi spiritual. Meski keduanya kini menjadi sinode yang berbeda, GKSI versi Frans tetap berkomitmen mempertahankan singkatan dan logo yang telah dikenal umat, seraya menunggu sidang sinode untuk penetapan nama baru secara resmi.

“Kami sadar, ini bukan hanya soal nama atau nomor. Ini soal pelayanan. Kita harus jadi anggur baru dalam kirbat baru,” ujar Frans, mengutip perumpamaan Yesus.

Ia tak menampik, ada yang merasa nyaman dengan posisi dan fasilitas gereja, tapi sebagai pemimpin, ia memilih menempuh jalan yang sulit namun benar.

Di ujung wawancara, Frans menyampaikan rasa hormatnya kepada para tokoh PGI yang terus setia menjadi penjaga persatuan gereja.



Baca juga: Sidang Sinode Ke-5 GKSI Tetap Rekomendasi Rekonsiliasi

“Saya senang dengan sikap Pak Gomar dan Pak Jacky. Mudah-mudahan ke depan tidak ada lagi perpecahan di tubuh gereja,” ucapnya tulus.

Sejarah dua dekade ini bukan hanya catatan organisasi, tetapi juga kisah iman dan harapan. Dari dualisme menuju dua sinode, dari konflik menuju pelayanan, GKSI menapak lembar baru yang lebih teduh, di bawah satu langit, satu salib, dan satu panggilan: melayani Kristus dalam kasih dan kesatuan.

(VIC)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses