Jakarta, ONLINEKRISTEN.COM – Dalam menjalankan kehidupannya ditengah dunia, setiap orang pasti merindukan dan menginginkan kebahagiaan. Bahwa definisi, rumusan dan atau wujud konkret dari apa yang disebut bahagia itu tidak sama bagi setiap orang, ya itu soal yang lain.
Apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan bahagia? Definisi yang diberikan oleh Kamus tentang kata “bahagia” adalah perasaan tenteram, beruntung, kemujuran lahir batin.
Seringkali keadaan “bahagia” ini lebih dominan dihubungkan dengan hal-hal diseputar keluarga, misalnya perkawinan, kelahiran anak, sukses yang dicapai oleh anak cucu, prestasi yang dicapai oleh keluarga besar. Misal seseorang menyatakan sangat bahagia oleh karena sesudah menanti lebih dari 3 tahun, Tuhan menganugerahkan anak yang pertama.
Atau seorang muda mengungkapkan bahwa perkawinannya membuat ia bahagia karena ia dan istrinya saling topang menopang dalam menjalani kehidupan, masing-masing menyadari kelemahan dan kekuatan masing-masing.
Kebahagiaan itu memang relatif, dalam arti tafsir setiap orang tentang realitas bahagia itu berbeda-beda. Bagi X kondisi yang sedang ia alami itu adalah kondisi bahagia, tapi bagi Y reaitas itu belum bisa disebut bahagia.
Kriteria, standar dan tolok ukur bahagia itu memang berbeda dan dipengaruhi oleh banyak aspek Terminologi bahagia agaknya tidak akrab pada semua level dan strata sosial, term itu yang bernuansa “bahasa buku” lebih dikenal pada kelas menengah keatas,pada kelompok masyarakat yang sudah lebih mapan.
Hal yang penting dicatat adalah bahwa kebahagiaan itu tidak jatuh dari langit; kebahagiaan itu tidak datang secara otomatis atau “sim salabim”.
Kebahagiaan itu mesti diperjuangkan dengan susah payah; seseorang mesti tekun, sabar, siap berkurban untuk menggapai kebahagiaan.
Pepatah yang dikutip diatas menyatakan dengan tegas bahwa mesti ada action dalam mewujudkan kebahagiaan. Memang action itu sendiri bukan sebuah jaminan pasti untuk mendatangkan kebahagiaan. Tapi tak mungkin ada kebahagiaan tanpa ada action!
Disraeli tentu saja tidak bermaksud action sekadar action. Tapi action yang telah di kalkulasi untung ruginya, telah dianalisis tingkat keberhasilannya, action yang matang dan diprediksi akan mampu menuai hasil yang memadai.
Mari kita lakukan action yang penuh perhitungan sehingga apa yang kita cita-citakan mampu terwujud dengan baik. Dalam action seperti itu maka permohonan doa kepada Tuhan tak bisa ditinggalkan.
Selamat berjuang. God bless.
Weinata Sairin
Be the first to comment