Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) kembali membunuh 21 warga Kristen di Kota Al-Qaryatain, Suriah.
Dilansir dari BBC, Senin, 11 April 2016, Kepala Gereja Ortodok Suriah, Patriarch Ignatius Aphrem II, menerangkan 21 warga Kristen yang dibunuh merupakan sebagian dari 300 warga Kristen yang tetap bertahan di kota itu sejak Agustus lalu.
“Para korban termasuk tiga wanita,” jelas Patriarch.
“Juga, semua warga Kristen itu dibunuh saat mencoba melarikan diri, dan karena melanggar ketentuan “kontrak dzimmi”, yang mengharuskan mereka tunduk kepada hukum Islam.”
Dia melanjutkan sampai saat ini masih ada lima warga Kristen lainnya yang dinyatakan hilang dan diyakini telah tewas.
Sementara beberapa tawanan telah kembali ke keluarga masing-masing setelah melalui proses negosiasi dan pembayaran tebusan kepada kelompok ISIS.
Patriarch juga membeberkan adanya upaya para teroris ISIS untuk menjual para gadis Kristen sebagai budak.
Sekalipun diwarnai dengan kekejaman hingga pembunuhan, namun Patriarch menegaskan upaya memulihkan kerukunan hidup antar umat beragama tetap menjadi tujuan.
“Kami tinggal dalam situasi macam ini selama berabad-abad. Kami belajar bagaimana menghormati satu sama lain. Kami pun belajar bagaimana hidup dengan satu sama lain,” ujar Patriarch.
“Kami bisa hidup bersama lagi, jika kami dibiarkan oleh orang lain,” tambah dia.
Kota Al-Qaryatain, sejak awal pekan lalu, telah diambil alih lagi oleh pasukan Rusia yang membantu militer Suriah dalam melawan kelompok radikal tersebut.
Kota yang berada sekitar 100 kilometer sebelah barat of Palmyra ini, kini, terlihat hancur dimana banyak jalan rusak dan bangunan runtuh, termasuk sebuah biara Katolik berumur 1.500 tahun.
Kota ini diambil alih oleh teroris ISIS dalam serangan besar pertama mereka setelah mengusai Palmyra pada Mei 2015.
(VA-7/BBC)
Be the first to comment