Home / PROFIL / Lia Laurent, Mengukir Sukses di Ladang Sawit, Menyemai Iman di Hati Manusia

Lia Laurent, Mengukir Sukses di Ladang Sawit, Menyemai Iman di Hati Manusia

Lia Laurent

OnlineKristen.com –  Di tengah gemuruh industri kelapa sawit yang dinamis, nama Lia Laurent menonjol bukan hanya sebagai seorang Presiden Direktur PT Limas Prima Plantation yang visioner, tetapi juga sebagai seorang pelayan Tuhan yang setia.

Kisah perjalanan hidupnya adalah sebuah narasi inspiratif tentang bagaimana iman, ketekunan, dan kasih karunia Tuhan mampu membentuk seorang “sosialita” menjadi pebisnis tangguh dan pembawa terang di daerah-daerah terpencil.

Dari Ibu Rumah Tangga hingga Nahkoda Perusahaan Sawit Terkemuka

Berawal dari tahun 2017, PT Limas Prima Plantation merintis usahanya dengan izin usaha perkebunan kelapa sawit seluas 5.500 hektar di Solok Selatan, Padang, Sumatera Barat.

Lia Laurent, yang kala itu lebih banyak berfokus pada peran ibu rumah tangga dan menikmati gaya hidup sosialita, tak pernah menyangka bahwa takdir akan membawanya memimpin perusahaan ini.

“Ini semua Waktunya Tuhan,” ungkap Lia dengan kerendahan hati, “Anak-anak sudah dewasa, sudah kuliah, sudah Master, dan semua itu terjadi atas bimbingan Tuhan.”

Lia Laurent, lia lau, pt limas prima plantation, pt merpati palm oil, pt palm oil consultindo, pt imf
Lia Laurent dengan alat musiknya Kecapi



Baca juga: LBH YGNA Laporkan Kapolsek Cidahu, Kapolres Sukabumi, dan Kapolda Jabar ke Propam Polri Terkait Pembubaran Retreat Anak Kristen

Titik balik datang saat pandemi COVID-19 melanda. Di tengah keterbatasan mobilitas dan kegiatan sosial, Lia menemukan waktu untuk mencermati lebih dalam operasional perusahaan.

Ia menemukan banyak hal yang perlu dibenahi, baik dari sisi lapangan maupun pembukuan. Dengan keberanian dan ketelitian yang tak terduga dari latar belakangnya, Lia terjun langsung.

“Saya pelajari, saya audit secara lapangan maupun secara pembukuan, saya menemukan banyak sekali yang perlu diperbaiki,” jelas Lia Lau yang dalam kesehariannya mengenakan kemeja kerja Taylor Made in @regno.elite.

Dari sanalah perjalanannya sebagai nahkoda dimulai. Didorong oleh keluarga dan suaminya, ia akhirnya menerima jabatan sebagai Presiden Direktur.

Lia melihatnya sebagai bagian dari rencana Tuhan, bahkan untuk menjembatani anak-anaknya agar juga dapat belajar berbisnis.


Baca juga: Satu Dekade Dualisme GKSI Berakhir Damai, Nomor 64 dan Anggur Baru

Lia Lau, Lia Laurent, PT. Limas Prima Plantation, PT. Merpati Palm Oil, PT. Palm Oil Consultindo, PT. IMF
Lia Laurent dengan koleksi Lukisan Panen Raya

Ia bersaksi tentang bagaimana Tuhan memberikan hikmat dan mengirimkan orang-orang yang tepat untuk membantu, baik di lapangan maupun di kantor.

Ia meyakini bahwa sebagai anak Tuhan, ia selalu dianugerahi “Tujuh Roh Allah” – Roh Tuhan, Roh hikmat, Roh pengertian, Roh nasihat, Roh keperkasaan, Roh pengetahuan, dan Roh takut akan TUHAN.

Di bawah kepemimpinan Lia, PT Limas Prima Plantation berkembang menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka yang berkelanjutan, inovatif, dan bertanggung jawab. Selain PT PT Limas Prima Plantation, kini sudah dibangun PT. Merpati Palm Oil, Palm Oil Consultindo dan PT. IMF.

Bisnisnya mencakup pembibitan, penanaman, hingga pengolahan tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan minyak sawit berkelanjutan dengan teknologi tinggi dan ramah lingkungan.


Baca juga: 75 Tahun Merajut Asa, Perjalanan MPK dalam Membentuk Generasi Berkarakter

Lia Lau, Lia Laurent, PT. Limas Prima Plantation, PT. Merpati Palm Oil, PT. Palm Oil Consultindo, PT. IMF
Lia Laurent ketika mengikuti pelayanan KKR di Manado bersama Pendeta Nehemia dari Amerika.

Selain itu, perusahaan ini juga menyediakan jasa konsultasi bagi para pemilik kebun sawit yang membutuhkan bimbingan dalam pengelolaan yang benar, dari land clearing hingga perawatan.

Kekuatan Iman di Tengah Badai Bisnis dan Keluarga

Menjadi seorang Presiden Direktur di industri yang penuh tantangan tidaklah mudah. Lia mengakui bahwa masalah semakin banyak, mulai dari urusan buruh, mandor, kerani sawit, hingga pajak dan BPJS.

Namun, ia merasakan perbedaan yang signifikan setelah ia lebih intim bersekutu dengan Tuhan.

“Kalau dulu sebelum saya mendapat persekutuan dengan Tuhan, semakin besar masalahnya, kayaknya saya pusing. Kalau sekarang kok beda, mau 10-20 masalah juga kita oke-oke aja,” tuturnya.


Baca juga: Puncak HUT Ke-75, PGI Gelar Harmony Fest dan Ibadah Syukur dengan Semangat Kebersamaan dan Kepedulian Sosial

Lia Lau, Lia Laurent, PT. Limas Prima Plantation, PT. Merpati Palm Oil, PT. Palm Oil Consultindo, PT. IMF
Lia Laurent turut tumpang tangan mendoakan para jemaat dalam KKR di Manado pada Juni 2025.

Persekutuan yang mendalam dengan Tuhan memberinya “terang” untuk membedakan mana yang berasal dari Roh dan mana yang berasal dari daging, terutama dalam pengambilan keputusan bisnis.

Ia mencontohkan bagaimana ia bisa menolak tawaran bisnis yang terlihat menguntungkan namun tidak membawa damai sejahtera.

“Memang bisa untung, tapi kan enggak damai sejahtera,” katanya.

Transisi dari kehidupan sosialita ke pebisnis ulung diwarnai berbagai tantangan, termasuk keharusan membereskan masalah pajak yang kurang benar hingga kondisi tanaman di lapangan yang terbengkalai.

Namun, Lia bersyukur atas masa pandemi, karena justru di situlah ia bisa lebih fokus dan intim dengan Tuhan. Ia belajar bahwa hidup ini harus berjaga-jaga, siap sedia kapan pun Tuhan memanggil.


Baca juga: 7 Tahun Bekasi Gospel Project, Melodi “Kembali” yang Memanggil Jiwa-Jiwa Pulang

Lia Lau, Lia Laurent, PT. Limas Prima Plantation, PT. Merpati Palm Oil, PT. Palm Oil Consultindo, PT. IMF
Foto Bersama Usai KKR di Manado

Pelayanan Misi, Lebih dari Sekadar Bisnis

Yang membuat Lia Laurent semakin istimewa adalah komitmennya pada pelayanan misi di tengah jadwalnya yang padat.

Dengan posisi sebagai Presiden Direktur, ia kini memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk mengatur waktu, termasuk memanfaatkan teknologi seperti Zoom meeting dan WhatsApp Group untuk memantau operasional perusahaan dari jarak jauh.

Ia berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) ke daerah-daerah terpencil, seperti Manado.

Meski awalnya sempat ragu dan menghadapi berbagai tantangan – mulai dari kesehatan yang menurun, masalah pekerjaan, hingga kesulitan akses di lokasi pelayanan – Lia memilih untuk melangkah.


Baca juga: Mengenal Cornelis Senen, Sosok di Balik Nama ‘Senen’ yang Mendirikan Sekolah Kristen Pertama di Indonesia

“Tuhan Yesus waktu hidup, Dia melayani orang, padahal Dia sendiri juga banyak masalah,” ujarnya, menjadikan teladan Yesus sebagai motivasi utama.

Dalam pelayanan, Lia belajar untuk tidak dilayani, melainkan melayani. Ia bersaksi tentang sukacita melihat orang-orang kampung yang antusias beribadah, dan bagaimana ia sendiri merasakan berkat saat memberkati orang lain.

Salah satu kesaksian paling menyentuh adalah kisah seorang bapak yang membawa anaknya yang sakit gagal ginjal untuk didoakan di KKR.

Tuhan menghargai iman bapak itu dengan mengirimkan orang-orang yang tepat untuk membantunya, sehingga anaknya dapat pulih secara ajaib. Bahkan, istri bapak tersebut yang dulunya Muslim, kini dibimbing oleh Tuhan dan dibaptis.


Baca juga: Jejak Mukjizat di Sekolah Penyembuhan

Bagi Lia, pelayanan misi sangat penting karena memenuhi perintah Tuhan untuk bersaksi “sampai ke ujung bumi.”

Ia melihat bagaimana kehadirannya dan timnya membawa sukacita bagi masyarakat di pelosok yang jarang dijangkau.

Jangan Jadi Budak Dunia

Sebagai seorang pebisnis, Lia Laurent memiliki pandangan yang mendalam tentang kekayaan dan keberhasilan. Ia mengajak untuk tidak menjadi “budak dunia.”

“Cukuplah yang penting tiap hari enggak kelaparan. Malahan saya tiap hari bukan buat saya aja, buat anak-anak saya juga udah cukup. Malahan bisa memberkati dulu,” tegasnya.

Ia melihat banyak pebisnis yang sukses secara finansial namun hidupnya dipenuhi kekhawatiran, stres, dan mencari pelarian.


Baca juga: Pertumbuhan Umat Kristen di Indonesia: Jumlah Naik, Persentase Turun – Alarm untuk Gereja?

Baginya, itu adalah tanda bahwa hidup yang hanya berorientasi pada harta tidak akan pernah membawa kepuasan sejati.

“Semakin kita kaya, semakin kita enggak puas, enggak tenang,” katanya.

Lia menekankan pentingnya membangun hidup yang selaras dengan kehendak Tuhan, bukan diperbudak oleh materi atau kesenangan sesaat.

Ia ingin agar setiap orang, apapun profesinya, tidak menjadi “budak dunia,” karena itu adalah strategi iblis untuk menjauhkan manusia dari Allah.

Sebaliknya, ia mendorong untuk hidup dalam iman, pengharapan, dan kasih, serta senantiasa berjaga-jaga dalam Tuhan.


Baca juga: 4500 Orang Rayakan HSKI 2025, Doa Bersatu untuk Masa Depan Pendidikan Kristen

Kisah Lia Laurent adalah bukti nyata bahwa kesuksesan sejati tidak hanya diukur dari pencapaian materi, tetapi juga dari kedalaman iman dan komitmen untuk melayani sesama.

Ia adalah inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa di tengah kesibukan dunia, tetap dapat menjadi alat di tangan Tuhan untuk membawa perubahan dan terang.

(Victor)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses