ONLINEKRISTEN.COM, JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (DPP PIKI) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Kongres Luar Biasa (KLB) untuk pengesahan Amandemen AD ART di Merlyn Park Hotel, Jakarta, 7-9 Juli 2017.
Selain itu, ditempat yang sama, DPP PIKI memfasilitasi KLB Gerakan Siswa Kristen Indonesia (GSKI) yang berlangsung dari tanggal 8-9 Juli 2017 yang dihadiri oleh 25 DPD dan 45 DPC PIKI dari seluruh Indonesia.
Dihidupkannya kembali GSKI merupakan inisiasi tiga ormas Kristen yaitu Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) dan PIKI.
Dalam sambutan pada pembukaan Rakernas, Ketua Umum DPP PIKI, Baktinendra Prawiro, MSc, MH, mengemukakan rakernas kali ini merupakan amanat Kongres V PIKI 2015 untuk mengadakan kajian mengenai usulan dan penyempurnaan AD ART, Visi dan Misi PIKI dan diputuskan dalam KLB PIKI.
Selain itu, lanjut Baktinedra, dalam forum ini PIKI bersama dengan lembaga keumatan Kristen lain menjadi fasilitator terselenggaranya KLB GSKI.
“PIKI merasa memiliki tanggung jawab moral untuk bersama-sama lembaga keumatan lain dalam ‘menghidupkan kembali’ organisasi-organisasi keumatan Kristen yang dalam sejarahnya merupakan mitra dalam pelayanan,” kata dia.
“PIKI menyadari bahwa proses pengkaderan intelektual Kristen hendaknya dimulai sejak dini, sehingga aktifnya kembali GSKI menjadi penting bagi gerakan oikumene di Indonesia,” pungkas dia.
Sementara Ketua Panitia, Mamberob Rumakiek, SSi, MKesos, menambahkan rakernas kali ini dimaksudkan untuk konsolidasi dan pemetaan kelembagaan serta positioning visi dan misi organisasi secara internal.
Rakernas ini pun, lanjut Anggota DPD dari Papua Barat ini, untuk menyatukan pemahaman secara mendasar tentang pentingnya PIKI merespon perubahan-perubahan eksternal baik dalam konstelasi perkembangan peradaban global maupun dalam konstelasi dan kontestasi dinamika sosial politik, iptek, budaya dan sumberdaya di tingkat nasional dalam arti yang luas.
“KLB PIKI 2017 ini merupakan amanat Kongres PIKI 2015 yang secara spesifik dan terbatas menjadi forum pembahasan dan memutuskan perubahan serta penetapan AD ART PIKI,” kata dia.
Menurut Mamberob, forum KLB PIKI ini menjadi syarat konsititusional agar AD ART yang dihasilkan dapat menjadi payung hukum tertinggi dan mengikat bagi organisasi di semua tingkatan.
Dan pada kesempatan ini juga, tambah Mamberob, PIKI memfasilitasi KLB GSKI guna menghidupkan kembali salah satu lembaga strategis keumatan tersebut di Indonesia.
“KLB GSKI 2017 diselenggarakan atas kesepahaman bersama tiga lembaga yakni PIKI, GMKI dan GAMKI,” pungkas Mamberob yang juga Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP PIKI ini.
Mewakili lembaga keumatan, Ketua Umum DPP GAMKI, DR Michael Wattimena mengatakan KLB PIKI dalam rangka mengamandemen AD ART organisasi menunjukkan bahwa PIKI sangat elastis terhadap dinamika zaman.
“Sejumlah penyesuaian bahkan peningkatan yang bisa dilakukan pada KLB PIKI ini untuk “positioning” dan kemajuan organisasi,” ujar dia.
“Perubahan ini juga akan memberikan dampak pada dinamika bersama dalam pelayanan bersama PIKI dengan lembaga keumatan pada umumnya khususnya lembaga keumatan Kristiani,” pungkas Michael.
Pembukaan rakernas kala itu didahului orasi ilmiah dari Intelektual Muslim Indonesia Prof Dr. Komaruddin Hidayat dan juga digelar study meeting bertemakan ‘Positioning dan kontekstualisasi bergereja di tengah gesekan sosial dan radikalisme agama’ dengan pembicara dari PGI, KWI, PGLII, PGPI dan Gereja Baptis.
(OK-1)
Be the first to comment