Ketum GBI, Pdt Japarlin Marbun: “Jika Tidak Transformasi, Gereja akan Mati dan ditinggalkan”

Dari Kanan: Pdt Ir Suyapto Tandyawasesa (Bendum GBI), Pdt Naftali Untung MTh (Sekretaris II Sinode GBI), Pdt Dr Japarlin Marbun (Ketum Sinode GBI), Pdt Paul Wijaya (Sekum Sinode GBI) dan Argopandoyo (Moderator).

ONLINEKRISTEN.COM, JAKARTA – Memasuki pertengahan tahun 2017, Ketua Umum Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI), Pdt Dr Japarlin Marbun mengemukakan GBI fokus melaksanakan tugas dan panggilannya ditengah-tengah masyarakat sesuai dengan tema GBI yakni “2017 Tahun Penuaian Besar” seperti yang Tuhan Yesus perintahkan yaitu “Pergilah, Jadikanlah seluruh bangsa murid-Ku”

“Dalam rangka mewujudkan tema tersebut kita melakukan langkah-langkah strategis, antara lain, memberikan training penginjilan dan kepemimpinan. Puji syukur, stakeholder baik BPH (Badan Pengurus Harian) maupun BPD (Badan Pengurus Daerah) bisa menyelesaikan tugas dan panggilannya dengan baik,” kata Pdt Japarlin Marbun kepada para awak wartawan di Graha Bethel, Jakarta, 12 Juli 2017.

Japarlin berpendapat training kepemimpinan bagi para gembala ini menjadi begitu penting lantaran maju mundurnya gereja tergantung kepada faktor kepemimpinan para gembala di gereja tersebut.

“Kita betul-betul ingin membekali para gembala dengan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan. Puji syukur animo Majelis Daerah (MD) begitu besar mencapai 80 persen,” papar dia.

Ia membeberkan, guna melakukan pembinaan kepemimpinan bagi para gembala, dalam waktu dekat Sinode GBI masa bakti 2014-2018 ini akan mengadakan event besar, pada tanggal 24-27 Juli 2017, yaitu “Pastor and Leaders Conference” yang rencananya dihadiri 1000-1500 para pemimpin gereja.

“Melalui conference tersebut diharapkan akan bertumbuh gereja yang sehat dan berdampak ditengah-tengah masyarakat,” ujar dia.

Selain itu, lanjut Japarlin, pada tanggal 29 -31 Agustus 2017, akan digelar Kongres Nasional Pemuda GBI XV. Kongres bertemakan “Transform or Die” ini, rencananya dihadiri 1500-2000 pemuda.

“Kita fokus kaderisasi para pemimpin pemuda yang merupakan generasi penerus GBI. Saya lihat kaderisasi di Pemuda GBI sudah bagus dan tidak ada stagnan,” kata dia.

Kendati begitu, Japarlin memperhatikan tantangan gereja kedepan berat ditengah-tengah perubahan sosial dan politik yang dinamis. Sebab itulah tema Kongres Nasioal Pemuda GBI ini menekankkan perubahan (transformasi).

“Kalau kita terlambat mentransformasi diri, maka gereja akan mati dan ditinggalkan orang. Karena itu gereja mesti melakukan transformasi guna menjawab kebutuhan zaman sehingga tercapai tujuan dan misi gereja untuk kemuliaan nama Tuhan,” jelas dia.

Japarlin bersyukur perpuluhan dari jemaat semakin meningkat di GBI. Namun, perpuluhan itu dikembalikan cukup besar ke daerah sekitar 20-30 persen.

“Kita juga salurkan mobil dan lima sepeda motor operasional untuk BPD,” katanya seraya menambahkan penanaman gereja juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Program lainnya yang dipaparkan Japarlin yaitu GBI membangun poliklinik, lembaga pengembangan masyarakat, dan juga bangun keluarga GBI yang sehat.

“Kita punya perhatian besar kepada keluarga GBI dengan menjadikan bulan Juni sebagai bulan Keluarga bagi GBI. Untuk itu, GBI juga mengadakan kerja sama dengan BKKBN, Kementerian Perempuan dan Anak dan Kementerian Sosial,” urai dia.

Disamping itu, GBI pun punya lebih dari 6000 Tagana (Taruna Siaga Bencana) yang terlatih dan terverifikasi yang siap terjun ke daerah.

“Kita ingin tunjukkan kepada saudara sebangsa bahwa gereja bukan saja melakukan misi penginjilan namun ikut juga membangun bangsa dan negara ini,” tegas dia.

Sementara Sekretaris Umum GBI, Pdt Paul Wijaya, mengutarakan pengurus Sinode GBI terus berupaya memperbaiki segala kekurangan di daerah.

Menurutnya, merawat keharmonisan dengan umat beragama lainnya menjadi begitu penting ditengah-tengah bangsa dan negara ini.

Karenanya, pengurus Sinode GBI terus melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat dan menjalin hubungan dengan semua tokoh agama.

Pendekatan seperti itu, menurut Paul, pernah dilakukan ketika dirinya menjadi pimpinan BPD GBI DKI Jakarta.

“Puji syukur dengan pendekatan tersebut segala kesalahpahaman dapat diselesaikan dan dicarikan solusi secara bersama,” kata dia.

Sekretaris II BPH GBI, Pdt Naftali Untung, MTh menambahkan GBI telah melakukan pembenahan SDM dan tata gereja dengan baik. Dan pembinaan yang dilakukan oleh sinode membuat para jemaat dan gembala di daerah begitu antusias melayani.

“Mereka terkesan dengan BPH sekarang yang begitu memberkati dan Majelis Daerah juga dianggap berbobot melalui pembinaan yang dilakukan,” tandas dia.

(OK-1)

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.