OnlineKristen.com– Ratusan orang mengenakan baju putih dengan penuh hikmat dan hormat mengikuti Ziarah Makam Dr Radius Prawiro, Drs Ec, Ak, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Jumat (28/6/2024).
Sebelum ziarah makam, diadakan ibadah yang dipimpin oleh pelayan Firman Pdt Saut Sirait dan Liturgos Pdt Ronald Richard.
Ketua Umum ADONARA yang juga ketua pelaksana kegiatan, Guntur Napitupulu mengatakan Ziarah Makam Radius Prawiro ini bagian dari kegiatan dalam rangka “Reinventing ‘Radius Prawiro Legacy’ Menuju Indonesia Emas 2045”.
“Untuk mengenang Bapak Radius Prawiro, kita awali dengan ziarah saat ini. Lalu, dilanjutkan seminar dan talkshow untuk menggali pemikiran dan karya dari Radius Prawiro untuk bangsa ini yang kita kemas dalam judul ‘Reinventing Radius Prawiro Legacy Untuk Indonesia Emas 2045’,” imbuh Guntur.
Dari pihak keluarga, Ria Prawiro, panggilan akrab Pingkan Riani Putri Prawiro, memberikan testimoni tentang Ayahnya, Radius Prawiro.
“Banyak kiprah Papa (Radius Prawiro) yang justru saya banyak tahu dari orang lain. Banyak kiprah yang ada di luar sana yang justru saya tidak pernah dengar dari mulut Papa sendiri,” tutur anak keempat dari pasangan Radius Prawiro ini.
“Namun demikian, hal ini menjadi pelajaran bagi saya bahwa apa yang kita buat oleh tangan kanan tidak usah diketahui tangan kiri, dan sebaliknya. Ini menjadi juga menjadi contoh bagi saya untuk terus berusaha untuk mencoba melakukannya hingga hari ini,” pungkas Ria.
Hal senada diutarakan Baktinendra Prawiro, Anak Sulung dari Radius Prawiro. “Banyak sekali masukan-masukan baru justru saya dengar dari sambutan-sambutan dari testimoni, para kolega, senior dan keluarga,” katanya.
“Nampaknya dari testimoni, kesaksian dan sharing yang kita dengar, ternyata Bapak Radius Prawiro adalah seorang yang ‘Contextual Man’. Dia selalu eksis dan muncul pada konteks dimana ditempatkan,” tambah Mantan Ketua Umum PIKI (Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia) ini.
Pada suatu kesempatan, Baktinendra pernah bertanya kepada Ayahnya, Radius Prawiro: “Apakah Papa punya rencana jangka panjang dari muda yang terus secara konsisten berusaha dikejar atau diraih dalam perjalanan hidup.”
Radius Prawiro pun menjawab: “Mungkin pada momen dimana saya mempertegas ada atau tidaknya, yaitu pada saat berdoa pagi dan berdoa malam. Tapi selebihnya saya lebih banyak floating mengikuti perkembangan yang ada.”
Selain dari pihak keluarga, Prof John Pieris dan Marthin Hutabarat juga memberikan testimoninya.
Sekilas Tentang Radius Prawiro
Dr. Radius Prawiro, Drs. Ec., A.k. (29 Juni 1928 – 26 Mei 2005) adalah seorang ekonom dan politikus Indonesia. Ia lahir dari pasangan beragama kristen bernama Suradi Prawiro yang merupakan seorang guru, dan istrinya Suketri.
Radius menyelesaikan pendidikan dasar sampai menengah atas di Yogyakarta. Saat masih berada di tingkat SMP pada tahun 1942, dia sempat menjadi penjual rokok.
Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam, Belanda. Setelah lulus, dia masuk Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Jakarta.
Karirnya dimulai sebagai Sekretaris Badan Keamanan Rakyat di Yogyakarta pada tahun 1945 dan dilanjutkan sebagai Perwira Markas Tertinggi Perhubungan TRI, Yogyakarta pada tahun 1947-1948, Staf Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945-1951) dan Pegawai Teknis Direktorat Akuntan Negara (1960-1965).
Setelah itu, Radius menjabat sebagai Deputi Menteri Pemeriksa Keuangan Negara/BPK (1965), Deputi Menteri Urusan Bank Sentral (1965), Gubernur Bank Negara Indonesia (1966), Gubernur Bank Indonesia (1966-1973), Gubernur Dana Moneter Internasional (IMF) dan merangkap wakil Gubernur Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Indonesia pada tahun 1967-1971.
Radius pernah menjadi anggota Tim Ahli Ekonomi Presiden, Ketua Dewan Gubernur Bank Dunia (IBRD, 1971-1973). Kemudian ia berturut-turut dilantik sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Pembangunan II dan III (1973-1983), Menteri Keuangan dalam Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri dan Pengawasan Pembangunan hingga tahun 1993.
Selama menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Pembangunan IV, Radius mengeluarkan berbagai kebijakan seperti merehabilitasi dan menstabilkan moneter, memoneterisasi pedesaan, membuat reformasi perdagangan, mengembangkan koperasi dengan melakukan reorientasi keluar, mereformasi pajak, menghapus Sisa Anggaran Pembangunan (SIAP). Ia juga menggalakkan beberapa program baru seperti Kredit Usaha Pedesaan dan Simpanan Pedesaan.
Radius menikah dengan Leonie Supit dan dikaruniai empat anak: Baktinendra, Loka Manya, Triputra Yusni Prawiro, dan Pingkan Riani Putri Prawiro.
(Victor)
Be the first to comment