Buka Sidang MPL PGI, Menteri Agama: Sistem Demokrasi Mampu Kelola Kemajemukan di Indonesia

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memukul gong sebagai pertanda dibukanya Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yang diadakan di Royal Safari Garden, Bogor, Jawa Barat, (28/1).

Menteri Agama kala itu hadir didampingi oleh Dirjen Bimas Kristen Prof DR Thomas Pentury. Dalam sambutannya, Lukman Saifuddin menyambut baik tema MPL PGI “Spiritualitas Keugaharian, membangun demokrasi yang adil bagi kesejahteraan semua”.

“Persoalan demokrasi adalah persoalan klasik yang sering dihadapi manusia. Meski begitu sistem demokrasi lah yang mampu mengelola kemajemukan dan keberagaman di Indonesia dan dunia hingga saat ini. Tentu demokrasi ada kelemahan. Ada paradoks. Namun sampai kini sistem demokrasi masih menjadi yang terbaik. Dengan demokrasi inilah kita bisa mencari titik bersama dan kesepakatan tanpa menghilangkan harkat dan derajat bangsa itu sendiri,” pungkasnya.   

Bertindak sebagai Tuan dan Nyonya Rumah Sidang MPL PGI yang berlangsung dari tanggal 28-31 Januari 2019 di Royal Safari Garden Bogor adalah Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI).

Ketua panitia, Pdt dr Josafat Mesach MTh, berharap Sidang MPL PGI ini dapat merumuskan hal berguna untuk perjalanan gereja Tuhan di Indonesia. Dengan tema ini, kata Josafat, diharapkan sungguh-sungguh tercipta kesejahteraan bagi semua, khususnya kesejahteraan jiwa.

“Karena jiwa yang sejahtera menimbulkan kerelaan untuk menerima setiap keadaan yang terjadi dalam kehidupan nyata manusia. Kesejahteraan yang membuat kita dapat berkawan meskipun berbeda pandangan. Kesejahteraan ini dapat terjadi ketika manusia menempel pada pokok anggur yang benar yaitu Yesus Kristus,” imbuhnya.

Sementara Ketum PGI, Pdt Dr Henriette Hutabarat-Lebang menguraikan tentang pentingnya spiritualitas keugaharian.

“Spiritualitas keugaharian ini perlu kita kembangkan untuk mengatasi masalah kebangsaan kita, terutama kerakusan yang melanda umat manusia. Karena itu, setiap tahunnya sidang MPL PGI mencoba menggumuli spiritualitas keugaharian,” jelas dia.

Hal lainnya disampaikan Henriette agar pimpinan agama dan gereja bertanggung jawab untuk mendampingi dan mencerahkan warga gereja agar menggunakan hak politiknya secara benar dan martabat demi Indonesia yang adil dan sejahtera bagi semua.

Sedangkan Ketum Sinode GBI, Pdt Dr Japarlin Marbun, mengatakan pada Sidang MPL PGI tahun ini GBI dihargai dan diberikan kepercayaan untuk menjadi tuan dan nyonya rumah.

“Kami berharap melalui Sidang MPL PGI ini terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik di kemudian hari dengan seluruh gereja yang ada di Indonesia,” tutup Japarlin.

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.