Pendeta Dr SAE Nababan Tutup Usia, Indonesia Kehilangan Tokoh Gereja Dunia

Pdt SAE Nababan
Pdt Dr SAE Nababan

OnlineKristen.com || Gereja-gereja di Indonesia kehilangan tokoh gereja yang sangat berpengaruh dalam gerakan oikumene, baik di kancah nasional maupun internasional, dengan berpulangnya Pendeta Dr Soritua AE Nababan, LLD, Sabtu (8/5/2021), Pukul 16.18 WIB, di RS Medistra, Jakarta, setelah dirawat beberapa hari akibat gangguan pernafasan.

Pdt. SAE Nababan adalah seorang pendeta dan tokoh gereja di Indonesia, lahir di Tarutung 24 Mei 1933. Menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan lulus pada 1956 dengan gelar Sarjana Theologia.

Ia mendapatkan beasiswa dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Heidelberg dan lulus dengan gelar Doktor Theologia pada 1963.



Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Ketum PGI: TETAP WASPADA

Pada 1987-1998 ia menjabat sebagai Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), sebuah gereja beraliran Lutheran di Indonesia.

Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia pada 1967-1984 dan kemudian Ketua Umum MPH PGI pada 1984-1987.

Pada Sidang Raya ke-9 Dewan Gereja-gereja se-Dunia di Porto Alegre, Brasil pada tahun 2006, Almarhum terpilih menjadi salah seorang  (World Council of Churches).



Baca juga: PGI Dukung SKB 3 Menteri Soal Seragam Sekolah, Pdt Jacky Manuputty: Negara Ini Berdiri Bukan Berdasarkan Agama

Almarhum meninggalkan istri, Alida Nababan, dan tiga anak serta enam cucu.

“Peran penting SAE Nababan dalam gerakan oikumene internasional adalah kegigihannya memperjuangkan keadilan lebih daripada sekedar perdamaian,” kata Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom melalui pesan Whatsapp, Sabtu (8/5/2021).

Pdt Gomar melanjutkan, Pdt SAE Nababan pernah mengatakan selama keadilan ekonomi Utara-Selatan tidak diperbaiki, maka perdamaian dunia tidak akan tercapai.



Baca juga: MONUMEN KEBERSAMAAN PGI DAN KWI

“Olehnya, beliau selalu mendesak Dewan Gereja seDunia untuk mengagendakan bantuan gereja-gereja di Utara kepada gereja-gereja di Selatan. Dan itu bukan sebagai hadiah, tetapi adalah hak dari negara-negara di Selatan, karena telah dihisap selama ini oleh ketimpangan Utara-Selatan,” tandasnya.

(Pit)

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.