Klarifikasi GMKI Soal Bendera yang “Terjepret” Media Saat Halte Busway Dibakar

"GMKI bersama Kelompok Cipayung Plus melakukan aksi dengan damai, kondusif, dan tanpa tindakan anarkis. Saya dapat pastikan bukan mahasiswa Kelompok Cipayung Plus yang melakukan pembakaran halte. Pemberitaan Kumparan sangat merugikan kami,"

Klarifikasi GMKI Soal Bendera yang “Terjepret” Media Saat Halte Busway Terbakar
Klarifikasi GMKI Soal Bendera yang “Terjepret” Media Saat Halte Busway Terbakar

Sejak Kamis sore (8/10), beredar screenshot berita dan foto aksi demo serta bendera Kelompok Cipayung Plus yang saat itu berunjuk rasa menolak disahkannya UU Cipta Kerja oleh DPR RI, pada 5 Oktober 2020.

Dalam berita tersebut tertulis, “Massa demo yang sempat dipukul mundur oleh polisi di kawasan Patung Kuda bergerak ke Jalan Thamrin menuju ke Bundaran HI. Aksi rusuh mereka lanjutkan dengan membakar halte Transjakarta Bundaran HI”.

Berita dan foto ini ditampilkan di halaman situs Kumparan dengan judul “Demo di Thamrin Rusuh, Halte Trans Jakarta Bundaran HI Dibakar”.

Foto dan informasi yang tertulis dalam berita Kumparan tersebut mendapatkan kritik keras dari Sekretaris Umum PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) David Sitorus dan Koordinator Lapangan Aksi GMKI Christian Patricho dalam keterangan tertulisnya pada hari Jumat (9/10).

Sekretaris Umum GMKI David Sitorus menyayangkan munculnya pemberitaan di media Kumparan yang menimbulkan framing di tengah masyarakat seakan-akan mahasiswa Kelompok Cipayung Plus terlibat dalam pembakaran halte busway Transjakarta. 


Baca juga:

Polisi Akan Buru Provokator Intoleransi di Tanjung Balai Karimun, GMKI: Jangan Hanya Pernyataan, Kita Beri Waktu 7 Hari

Padahal menurut David, Kelompok Cipayung Plus termasuk GMKI tidak melakukan tindakan anarkis berupa pembakaran fasilitas umum.

“GMKI bersama Kelompok Cipayung Plus melakukan aksi dengan damai, kondusif, dan tanpa tindakan anarkis. Saya dapat pastikan bukan mahasiswa Kelompok Cipayung Plus yang melakukan pembakaran halte. Pemberitaan Kumparan sangat merugikan kami,” tegas David.

David meminta rekan-rekan media untuk selalu menyampaikan pemberitaan yang sesuai dengan fakta di lapangan, sehingga tidak menimbulkan persoalan dan kerugian bagi pihak yang diberitakan.

“Selama ini kami dari GMKI dan Kelompok Cipayung Plus selalu menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan media. Kami sangat terkejut dengan berita dari media Kumparan,” kata alumni magister Hukum Tata Negara Universitas Indonesia ini.

“Kami meminta Kumparan segera melakukan klarifikasi dalam 2 x 24 jam terkait pemberitaan tersebut untuk menjaga hubungan baik ke depannya,” imbuhnya.


Baca juga:

Refleksi 70 Tahun GMKI, Pdt Saut Sirait: MELAWAN ARUS

David menambahkan, GMKI meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku aksi pembakaran dan perusuh provokator yang mengganggu aksi damai tersebut.

“Kita meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas pelaku pembakaran halte dan sepertinya dengan sengaja menyusup dalam aksi damai. Kelompok Cipayung Plus sudah meninggalkan lokasi sebelum pukul 18.00, sehingga bisa dipastikan massa yang masih berkerumun sampai malam bukan dari mahasiswa Kelompok Cipayung Plus,” beber dia.

Terakhir, David menyampaikan evaluasi dari aksi hari ini, Pengurus Pusat GMKI akan melanjutkan aksi penolakan secara nasional sembari berjuang melalui judicial review.

“Menindaklanjuti aksi hari ini, maka GMKI akan menyusun judicial review terhadap UU Cipta Kerja untuk disampaikan kepada Mahkamah Konstitusi bersama dengan rekan-rekan lainnya,” pungkasnya.

Sementara Koordinator Lapangan GMKI Christian Patricho menjelaskan kronologis kejadian yang ditulis di Media Kumparan.


Baca juga:

PNPS GMKI: “Agenda Perjuangan Mahasiswa Disusupi, Semua Pihak Harus Tahan Diri

“Halte Transjakarta di Bundaran HI memang sudah terbakar ketika kita masih jauh dari lokasi. Foto tersebut diabadikan ketika mobil komando Kelompok Cipayung Plus sedang berjalan pulang dari arah Patung Kuda. Kami memang harus melewati halte yang sudah terbakar ini. Tetapi saya bisa pastikan yang membakar halte tersebut bukan dari Kelompok Cipayung Plus,” ungkap Rico yang juga salah satu fungsionaris PP GMKI.

Rico menambahkan, dari awal aksi sampai selesai, para pimpinan Kelompok Cipayung Plus telah berkomitmen untuk melakukan aksi dengan damai, tidak anarkis, tidak membakar fasilitas umum, dan fokus pada tuntutan perjuangan menolak omnibus law UU Cipta Kerja. 

“Kami menyayangkan wartawan Kumparan yang terkesan menyudutkan aksi mahasiswa dengan foto dan keterangan berita. Apalagi bendera GMKI yang paling terlihat di foto. Pemberitaan ini telah merusak maksud tulus kami untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. Banyak senior, anggota, dan pemuka agama yang meminta penjelasan akibat dari berita Kumparan ini. Kami sangat dirugikan,” tandasnya.

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.