
OnlineKristen.com – Di bawah langit yang cerah, rombongan dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) melangkah dengan khidmat menuju makam dua tokoh oikoumenis yang namanya terukir dalam sejarah gereja di Tanah Batak, Kamis (20/3/2025).
Ziarah ke makam Pdt. Dr. S.A.E. Nababan di Siborongborong, Tapanuli Utara, dan Dr. I.L. Nommensen di Sigumpar, menjadi pembuka rangkaian kegiatan menyambut HUT ke-75 PGI.
Dua nama ini bukan sekadar kenangan, melainkan warisan yang terus menginspirasi gerakan keesaan gereja di Indonesia dan dunia.
S.A.E. Nababan, sang pemersatu, dikenal sebagai sosok yang tak kenal lelah memperjuangkan kemajemukan dan keadilan.
Semasa hidupnya, ia tak hanya memimpin gereja-gereja di Indonesia, tetapi juga menjadi Presiden Dewan Gereja-Gereja Sedunia (WCC).
Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual Anak, PGI Desak Polri Usut Tuntas dan Beri Perlindungan Korban
Sementara itu, Dr. I.L. Nommensen, misionaris asal Jerman, adalah pelopor penyebaran Kristen Protestan di Tanah Batak.
Keduanya, meski berasal dari zaman yang berbeda, memiliki benang merah yang sama: semangat pelayanan yang tak pernah padam.
“Bapak mewariskan kepada kami pentingnya pekerjaan zending dan sosial. Semoga semangat itu terus berjalan, belum padam,” ujar Alida Lientje Lumbantobing, istri almarhum S.A.E. Nababan, dengan suara bergetar saat menyambut rombongan PGI di kediamannya.
Rombongan yang dipimpin Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, tak hanya membawa bunga dan doa, tetapi juga penghormatan mendalam atas kontribusi Nababan dalam gerakan oikoumenis.
Diskusi Penjemaatan DKG
Siang itu, di Sekolah Tinggi Teologi (STT) HKBP Pematangsiantar, suasana berbeda terasa. Sekitar 300 peserta yang terdiri dari perwakilan gereja-gereja anggota PGI, organisasi kemasyarakatan, dan civitas akademika berkumpul untuk mendiskusikan Dokumen Keesaan Gereja (DKG). Diskusi ini bukan sekadar pertemuan formal, melainkan ruang refleksi bersama menghadapi tantangan zaman.
Baca juga: Bebaskan Ratu Thalisa, Seruan Pdt Gomar Gultom untuk Kebebasan Berekspresi
Pdt. Darwin Darmawan, Sekretaris Umum PGI, menegaskan pentingnya Pokok-Pokok Tugas Panggilan Bersama (PPTB) sebagai respons gereja terhadap konteks nyata Indonesia.
“Apa arti Injil yang diberitakan kepada seluruh ciptaan? Bagaimana Injil diberitakan? Siapa yang harus memberitakan Injil?” tanyanya retoris, menggugah peserta untuk merenungkan kembali panggilan gereja di tengah krisis multidimensi yang melanda bangsa ini.
Pdt. Dr. Sukanto Limbong, Rektor STT HKBP Pematangsiantar, menambahkan dimensi ekologis dalam diskusi. Ia mengajak gereja-gereja untuk merespons krisis lingkungan dengan pendekatan hermeneutika ekologis.
“Kita perlu pertobatan ekologis. Teks-teks Alkitab harus dibaca dengan kacamata baru, yang peka terhadap penderitaan bumi,” tegasnya.
Bakti Sosial dan Buka Puasa Bersama
Sore hari, suasana haru menyelimuti Aula Korem Pematangsiantar. Di sana, PGI menggelar bakti sosial (baksos) dan buka puasa bersama dengan sekitar 300 sahabat difabel lintas iman.
Acara ini bukan sekadar kegiatan amal, melainkan pernyataan nyata bahwa gereja hadir untuk semua, tanpa memandang perbedaan fisik atau latar belakang.
“PGI adalah bagian dari Indonesia yang bhineka. Perbedaan fisik tidak membatasi cita-cita dan impian sahabat difabel,” ujar Pdt. Darwin Darmawan dalam sambutannya.
Ia terlihat tersentuh ketika para peserta menyanyikan lagu bersama, mengisyaratkan bahwa semangat dan harapan tak pernah terbelenggu oleh keterbatasan.
PGI menyerahkan donasi kepada 15 panti dan lembaga pelayanan disabilitas sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara yang sering terabaikan.
Baca juga: Menjadi Gereja yang Tangguh dan Relevan Sambut HUT Ke-75, PGI Gelar Acara Sepanjang Mei 2025
Kegiatan ini diakhiri dengan buka puasa bersama, menciptakan momen kebersamaan yang hangat dan penuh makna.
Warisan yang Terus Menyala
Rangkaian kegiatan HUT ke-75 PGI di Pematangsiantar bukan sekadar peringatan, melainkan pengingat akan warisan para pendahulu yang terus menyala.
Dari ziarah ke makam tokoh oikoumenis, diskusi penjemaatan DKG, hingga bakti sosial, setiap langkah mengisyaratkan komitmen gereja untuk tetap relevan di tengah tantangan zaman.
Seperti kata Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, “Semoga legacy para tokoh oikoumene ini memotivasi gereja-gereja di Indonesia untuk setia mengerjakan misi Kristus.”
Baca juga: GAMKI Tolak Pemulangan Teroris Hambali, Desak Pemerintah Fokus Atasi Intoleransi
Di usia ke-75, PGI bukan hanya merayakan sejarah, tetapi juga menatap masa depan dengan semangat baru, siap melanjutkan perjuangan keesaan, keadilan, dan pelayanan bagi semua.
Di Pematangsiantar, semangat itu telah dinyatakan. Dan semangat itu akan terus bergulir, seperti api yang tak pernah padam.
Be the first to comment