OnlineKristen.com – Jelang pelaksanaan Sinode Godang Ke-67 Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) pada 2-8 Desember 2024, suara jemaat mengalir untuk masa depan gereja yang lebih baik.
Salah satunya adalah Ir. Sahat Pasaribu, MPdk, anggota jemaat HKBP Kebon Jeruk, Jakarta, yang berbicara dengan penuh semangat tentang harapannya untuk Ephorus terpilih yang akan memimpin HKBP ke depan.
Misi Pendidikan dan Kesehatan
Sahat Pasaribu mengungkapkan, pemimpin HKBP berikutnya haruslah seorang yang visioner, mampu membawa pembaruan di berbagai bidang.
“Pendidikan dan kesehatan di HKBP masih tertinggal. Kita butuh pemimpin yang mampu menggerakkan perubahan nyata, meningkatkan pelayanan di bidang ini tanpa mengabaikan kerohanian,” kata Sahat ketika diwawancarai SIB di Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Menurut Sahat, fokus HKBP belakangan ini cenderung pada sentralisasi keuangan untuk penggajian pendeta. Meski hal itu dianggap berhasil, Sahat mempertanyakan apakah sentralisasi ini juga berkontribusi pada pengembangan pendidikan dan kesehatan.
“Misi HKBP bukan hanya soal penggajian pendeta, tapi juga kesejahteraan mereka, termasuk anak-anak yatim pendeta muda yang telah ‘berpulang’. Sentralisasi keuangan perlu diarahkan lebih luas untuk mendukung berbagai bidang pelayanan,” ujarnya.
Sumber Pendanaan di Luar Jemaat
Sahat juga menjelaskan pentingnya HKBP mencari sumber keuangan di luar jemaat, seperti membangun badan usaha atau mengakses dukungan dari anggaran negara.
“Jika Muhammadiyah bisa mendapatkan APBN untuk mendukung kegiatan pendidikan dan kesehatannya, mengapa HKBP tidak? Karena itu HKBP perlu diubah menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan dan non-politik yang fokus pada pelayanan pendidikan, kesehatan, dan kerohanian,” bebernya.
Dia juga mengusulkan agar HKBP mengembangkan badan usaha dan melibatkan pakar di bidang pendidikan dan kesehatan. Langkah ini dinilai penting untuk menjamin keberlanjutan pelayanan HKBP tanpa terus bergantung pada sumbangan jemaat.
Dalam pandangannya, sistem pemilihan Ephorus juga perlu diperbaiki di masa mendatang. “Pemilihan Ephorus mestinya dilakukan saja oleh para pendeta. Sebab, mereka yang telah menyerahkan hidupnya untuk gereja seharusnya punya hak penuh untuk memilih pemimpin tertinggi di HKBP ini,” usulnya.
Sahat juga menyarankan agar proses pemilihan Pimpinan HKBP dilakukan secara bertingkat di distrik-distrik untuk mengurangi pemborosan biaya dan memastikan keterwakilan yang lebih baik.
Menjadi Berkat bagi Dunia
Sebagai lembaga gereja terbesar di Asia Tenggara, Sahat percaya HKBP memiliki potensi besar untuk menjadi berkat bagi Dunia. Dia mencontohkan langkah Muhammadiyah yang membangun universitas hingga ke daerah-daerah mayoritas Kristen seperti Sorong, Papua.
“Mengapa kita tidak melakukan hal serupa? HKBP perlu berani melangkah maju, membangun sekolah dan rumah sakit yang menjadi sarana pelayanan nyata,” tambahnya.
HKBP juga disarankan untuk memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta agar lebih dekat dengan pusat pemerintahan.
“Dari Jakarta, HKBP bisa lebih aktif berdialog dengan pemerintah untuk memperjuangkan kebijakan yang mendukung pengembangan pendidikan, kesehatan, dan pelayanan kerohanian,” katanya.
Pemimpin Visioner
Sinode Godang ke-67 yang akan dihadiri oleh ribuan peserta, termasuk pendeta, sintua, dan utusan jemaat, menjadi momentum penting bagi HKBP. Sahat berharap pemimpin yang terpilih adalah sosok visioner yang mampu membawa pembaruan di tubuh HKBP.
“Kita butuh Ephorus visioner yang memahami kebutuhan jemaat secara luas dan membawa misi mencerdaskan bangsa melalui pendidikan, kesehatan, dan kerohanian. Jangan lagi hanya fokus pada hal-hal internal gereja. Dan saya amati Pendeta Maulinus Siregar memiliki kepemimpinan yang visioner itu,” tegasnya.
Dengan usia HKBP yang sudah 163 tahun, Sahat yakin HKBP mampu berkembang lebih jauh, asalkan berani keluar dari zona nyaman dan berinovasi.
“HKBP harus menjadi berkat nyata bagi dunia, dimulai dari Indonesia. Kiranya Sinode Godang tahun ini menghasilkan pemimpin visioner yang dapat membawa perubahan,” pungkasnya.(*)
Be the first to comment