REFLEKSI ALKITAB:
KASIH SETIA ALLAH ITU KEKAL
“Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka Ku telah surut dari pada mereka”. (Hosea 14 : 5)
Umat Israel sebagai umat pilihan Allah acapkali hidup dalam pembangkangan dan pemberontakan terhadap Allah. Hakikat diri sebagai umat pilihan tidak terawat dan terpelihara dengan baik bahkan sebutan sebagai umat pilihan sama sekali tidak tercermin dalam kehidupan mereka.
Ada semacam contradictio in terminis pada sebutan ‘umat pilihan’ tatkala hidup mereka berlumur dosa dan diwarnai sikap memberontak terhadap Allah. ‘Umat pilihan’ hanya penamaan, hanya tekstual, dalam hidup konkret, pada tataran operasional Israel tetap saja umat yang menolak Allah.
Memang penetapan umat Israel sebagai umat pilihan Allah adalah hak prerogatif Allah. Tak bisa diganggu gugat. Ia bertindak atas pertimbangan ilahi, berdasar Kasih dan sebab itu penetapan Israel sebagai umat pilihan sah dan legitim.
Keberimanan Umat Israel dalam kondisi yang labil, yang berubah-ubah dari saat ke saat. Ada sikap skeptis mereka terhadap Allah, yang bagi mereka absurd, dibanding dengan Baal yang real, yang kasatmata.
Baca juga: KU DITUNTUN TUHAN MENJALANI JALANNYA
Itulah sebabnya keberagamaan mereka amat terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Umat pilihan acap tergoda untuk ikut menyembah Baal seperti yang dilakukan bangsa-bangsa di sekitar Israel di zaman itu.
Spiritualitas Israel yang amat labil jelas terlihat dalam beberapa episode Perjanjian Lama. Dalam Kitab Hakim-hakim misalnya kita membaca skema yang hampir baku: Israel memberontak kepada Allah-Allah menghukum mereka – Israel bertobat. Dan skema ini hampir terus terulang dalam sejarah umat Israel, yang adalah umat pilihan.
Namun harus dicatat bahwa pemberontakan Israel terhadap Allah tidak berarti meniadakan statusnya sebagai umat pilihan. Israel, seperti yang dinyatakan Christopher Wright ahli PL, memiliki keunikan historis yaitu Pemilihan Abraham, Pembebasan dari Mesir, Perjanjian Sinai dan Pemberian Tanah. Israel jatuh bangun dalam mengikuti Allah yang telah menetapkan mereka sebagai umat pilihan.
Kehidupan umat Israel di zaman Hosea memberi gambaran bagaimana sebenarnya status umat pilihan itu mendapat implementasi. Nabi Hosea yang melayani lk abad VII di Israel Utara menampilkan tentang Allah yang setia dan mengasihi, walaupun umat hidup membelakangi Allah.
Allah yang setia mengasihi umat yang tidak setia! Fasal 14 ini menunjukkan betapa Allah mengasihi umatNya walau mereka memberontak dan melawan Allah. Kata-kata Allah yang keras seperti terdapat pada Fasal 5 : 3-4, Israel telah berzinah, menajiskan diri tidak lagi muncul dalam Fasal 14 ini.
Baca juga: Lansia lansia Gereja
Fasal 14 : 5 merupakan pencerminan Allah yang penuh kasih: Ia akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi, murkaku telah surut dari mereka adalah Firman Allah yang indah, prospektif dan perspektif.
Israel akan mengalami kasih Allah, tidak lagi mengalami murka Allah apabila mereka “bertobat, menyesal,” karena mereka telah tergelincir. Penyesalan dan pertobatan adalah 2 kata kunci penting untuk menghirup udara baru.
Umat Kristiani hidup dalam peradaban modern, dalam sebuah dunia yang biasa disebut “come of age“. Semua sudah tersedia didepan mata, tanpa mesti berkeringat. Realitas seperti ini acapkali secara tak sadar memposisikan manusia modern, nyaris seperti Israel di zaman Hosea, yaitu melupakan Tuhan atau membelakangi Tuhan!
Allah yang kita panggil Bapa dalam Yesus Kristus telah mengangkat kita sebagai anakNya dan menjadi pewaris hidup yang kekal. Kita harus mengubah hidup kita, dari hidup yang membelakangi Allah, mengesampingkan Allah bahkan meniadakan Allah kepada Hidup yang menjadikan Allah sebagai Pusat dari Kehidupan kita. Hidup kita berada dibawah kontrol dan kendali Allah. Kita harus menyesal dan bertobat, kita harus menjadi ciptaan baru (2 Kor. 5 : 17)
Cerita umat dalam Kitab Hosea dan kasih Allah yang merangkul kembali mereka yang menyesal dan bertobat menjadi pembelajaran berharga bagi kita yang hidup di era digital. Kasih Yesus Kristus menguatkan kita untuk hidup secara baru ditengah kekinian sejarah.
Baca juga: Negeri Ini Negeri Virus
Kasih setia Allah tidak pernah berubah, kekal selama-lamanya. Ditengah virus yang menggerus, ditengah maut yang mengintai karena Corona merobek paru-paru kita, ditengah kudeta di negeri tetangga dan isu kudeta pimpinan partai di dalam negeri, kasih Allah tiada pernah berubah. Mari lakukan metanoia, dan tunduk kepada kuasa Allah. Tak ada pilihan lain!
Selamat Merayakan Hari Minggu. God bless.
MINGGU 7 FEBRUARI 2021
Oleh: Weinata Sairin
Be the first to comment