
OnlineKristen.com – Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) menggelar Dies Natalis ke-61 di Kampus I UKRIDA, Kamis malam, (19/122024). Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, anggota organisasi, serta perwakilan gereja dan akademisi lintas agama yang turut memperkuat semangat kebangsaan dan keagamaan dalam refleksi panjang perjalanan PIKI.
Dalam pidatonya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PIKI, Dr. Badikenita Putri Sitepu, SE, SH, MSi menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus PIKI di tingkat pusat hingga daerah yang terus berkontribusi dalam membangun organisasi ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, khususnya di tengah tantangan bangsa saat ini.
“Kita perlu terus menumbuhkan semangat melayani. Banyak capaian telah diraih, seperti pembentukan DPD PIKI di beberapa provinsi, termasuk Bali, yang menunjukkan kemajuan luar biasa dalam membangun jejaring kerja dan kolaborasi dengan perguruan tinggi maupun gereja setempat. Harapan kami, PIKI dapat menjadi penggerak bagi keadilan sosial dan kesetaraan di seluruh Indonesia,” ujar Badikenita.
Ia juga mengungkapkan rencana PIKI untuk terus memperluas sinergi dengan kementerian, lembaga, dan organisasi lintas agama, termasuk melibatkan lebih banyak akademisi dalam riset dan publikasi ilmiah guna mendukung visi PIKI ke depan.
Bangun Perdamaian
Ketua Dewan Penasehat DPP PIKI, Bakti Nendra Prawiro, dalam sambutannya menyoroti pentingnya peran PIKI dalam mendukung resolusi konflik dan membangun perdamaian.
Ia mengangkat pengalaman masa lalu, seperti kerjasama lintas agama di Maluku Utara, sebagai bukti bahwa perdamaian dapat tercapai melalui dialog yang mendalam dan pendekatan budaya.
“Perdamaian adalah fondasi peradaban. PIKI memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengupayakan keadilan, yang menjadi akar dari perdamaian itu sendiri,” tegas Bakti.
Gereja Sebagai Mitra Kebangsaan
Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jacklevyn Manuputty, memberikan refleksi tentang peran gereja di tengah tantangan sosial-politik bangsa. Ia mengingatkan pentingnya menjaga nilai otentisitas dan integritas di tengah derasnya arus perubahan global.
“Kita diajak untuk kembali ke Betlehem, untuk merefleksikan siapa kita dan bagaimana kita dapat memberi dampak nyata. Gereja harus menjadi mitra kritis namun konstruktif dalam menghadapi tantangan bangsa, termasuk isu lingkungan, keadilan sosial, dan degradasi moral,” ujar Pdt. Jacky.
Ia juga mengapresiasi semangat PIKI yang terus menghidupkan percakapan intelektual lintas agama sebagai bagian dari upaya menciptakan ekosistem kolaborasi yang lebih kuat.
Komitmen PIKI ke Depan
Dalam penutupannya, Badikenita mengajak seluruh anggota PIKI untuk terus berkarya dengan semangat pelayanan dan komitmen tinggi.
Ia berharap PIKI dapat menjadi ruang bagi para cendekiawan Kristen untuk memberikan sumbangsih pemikiran yang relevan bagi bangsa dan negara.
“Kita adalah bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia. Bersama-sama, kita bawa organisasi ini menjadi agen perubahan yang menegaskan nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan kasih,” tutupnya.
Be the first to comment