OnlineKristen.com || Pancasila sebagai ideologi negara harus dipertahankan dan dipahami sebagai milik semua anak bangsa, termasuk milik semua golongan dan agama. Oleh karena itu, keliru bila ada kelompok di masyarakat yang mengklaim bahwa Pancasila hanya milik golongan agama tertentu.
Hal itu disampaikan Brigjen (Purn) Junias Marvel Lumban Tobing dalam peluncuran buku berjudul, “Pancasila Satu-Satunya Ideologi Bangsa Indonesia” yang diluncurkan di Tangerang, Banten, kemarin (28/10). “Konsep Ketuhanan Yang Mahaesa, itu semua agama punya,” katanya.
Menurut dia, belakangan ini ada kelompok tertentu di masyarakat yang keliru menafsirkan Pancasila sebagai milik satu agama tertentu.
Baca juga: Ini Dia Peran Tokoh Kristen dalam Perumusan Pancasila
Padahal semua agama dan aliran kepercayaan di Indonesia memiliki konsep Ketuhanannya masing-masing, yang menyakini bahwa Tuhan yang disembah itu satu.
Disampaikannya bahwa tidak ada satu pun agama yang bisa mempersatukan seluruh bangsa dan negara Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau dan etnis, belum lagi golongan dan ras.
“Tidak ada yang bisa mempersatukan. Satu satunya yang bisa mempersatukan hanya Pancasila,” katanya.
Lebih jauh dikatakannya, peperangan di masyarakat maupun global saat ini bukan lagi pertempuran senjata, namun peperangan non fisik atau perang paradigma.
Hal itu nampak di masyarakat bagaimana kerap meributkan hal-hal yang sudah menjadi konsensus bersama, seperti Ketuhanan Yang Maha Esa seperti yang tercantum di Pancasila.
“Semua agama di Indonesia ini bersaudara, berasal dari keturunan Abraham. Jadi, kalau saat ini masih meributkan (ideologi,red), maka lebih bodoh dari para pejuang negara ini,” katanya
Di sisi lain, Letjen (Purn) Hotmangaradja Pandjaitan menyampaikan bahwa para pejuang Indonesia telah memberikan contoh untuk mempertahankan Pancasila dari rongrongan ideologi komunis.
Hal itu mengacu pada peristiwa 30 September 1965 yang mengorbankan masyarakat, termasuk tujuh perwira tinggi TNI.
Menurut dia, konflik antar anak bangsa selalu mewarnai kehidupan bermasyarakat, baik sebelum dan sesudah kemerdekaan.
Dicontohkannya konflik antarparadigma seperti Orde Lama dan Orde Baru, nasionalis Pancasila dan Kapitalis, Komunis, serta konflik Pancasila dan agama.
Hotmangaraja, yang merupakan putra dari Pahlawan Revolusi Mayjen (Purn) DI Panjaitan in, menyoroti ideologi komunis, yang diperkirakan akan memudar seiring perkembangan global, namun sebaliknya justeru nampak mulai muncul kembali. Dicontohkannya terkait munculnya kembali paham komunisme di China.
“Saya menyaksikan pada 2011 di mana foto Mao Tse Tung dielu-elukan kembali, saya menangkap fenomena itu dulu. Ternyata, benar sekarang foto Mao Tse Tung yang menganut komunis cina dengan revolusi kebudayaannya diadopsi kembali oleh Presiden China Xi Jinping,” katanya.
(Pitoy)
Be the first to comment