OnlineKristen.com | Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan delapan Tokoh Lintas Agama di Istana Negara, Jakarta, Selasa Sore, 3 Juni 2020
Adapun kedelapan Tokoh Lintas Agama yang hadir adalah H Helmy Faishal Zaini (PBNU), Abdul Mukti (PP Muhammadiyah), KH Muhyiddin Junaidi (MUI), Pdt Gomar Gultom (PGI), Ignatius Kardinal Suharyo (KWI), Wisnu Tenaya (PHDI), Arief Harsono (Permabudhi) dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo (Matakin).
Baca Juga: Jika Dibutuhkan, PGI Imbau Penggunaan Gereja Kosong untuk Isolasi COVID-19
“Kita sangat bersyukur masyarakat tidak panik dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,” ujar Presiden Jokowi mengawali percakapan dengan delapan tokoh lintas agama di Istana Negara, Jakarta, Selasa Sore (3/6).
Lebih lanjut, Jokowi mengutarakan pada awal pandemi, Pemerintah sangat berhati-hati dan mengumumkannya secara soft kepada masyarakat atas saran dari para pakar.
Pasalnya, menurut para pakar, kepanikan masyarakat akan menurunkan 50 persen imunitas.
Baca Juga: Surat Pastoral GBI Terkait Pandemi Covid-19: JANGAN KAITKAN COVID-19 DENGAN NUBUATAN AKHIR ZAMAN
“Jadi bukan pemerintah tidak serius, tapi lebih karena kehati-hatian itu. Lihat saja, bahkan negara besar seperti USA pun mengalami kerusuhan berkepanjangan,” jelas dia.
Jokowi juga menyampaikan bahwa kini alat-alat kesehatan menghadapi Covid-19 ini sudah dapat diatasi. Ia mengakui pada awalnya memang sangat kesulitan mendapatkan alat-alat kesehatan tersebut lantaran harus impor. Ditambah lagi berbagai negara berebut untuk memilikinya.
“Dalam masa sulit pandemi ini, ternyata akhirnya kita bisa memproduksi sendiri APD, PCR dan ventilator. Semuanya kini sudah dapat diproduksi dalam negeri,” kata dia.
Baca Juga: Kampus UKI Buka Dapur Umum KOINONIA Untuk Mahasiswa Ditengah Pandemi Covid-19
Meski begitu, Presiden Jokowi mensyukuri prediksi lembaga-lembaga keuangan dunia bahwa di tengah perlambatan ekonomi dan berbagai negara mengalami minus dalam pertumbuhan ekonomi, Indonesia termasuk di antara tiga negara yang pertumbuhan ekonominya positif, yakni India (1,9), Cina (1,2) dan Indonesia (0,5 yang sebelumnya 5 persen).
“Kini kita sedang mempersiapkan masyarakat untuk membuka kembali aktivitas perekonomian dan ibadah secara bertahap. Ada 120 kabupaten kota yang tidak ada kasus sama sekali. Di daerah ini bisa berlangsung kehidupan yang normal,” beber dia.
Sementara untuk pembukaan kembali sekolah dan pesantren, Jokowi menyatakan belum ada keputusan terkait hal itu. “Kita harus hati-hati akan nasib 54 juta siswa di Indonesia,” kata dia.
Baca Juga: Meski Terdampak Covid-19, Wartawan Kristen Swadaya Berbagi Kasih Untuk Panti Asuhan
Jokowi juga menyampaikan tahun ini Indonesia tidak akan memberangkatkan haji. Sebab Otoritas Saudi Arabia belum memberikan signal apakah akan menyelenggarakan haji tahun ini.
“Berhubung hal ini membutuhkan persiapan, dan waktu untuk itu sudah tidak memadai, maka kita putuskan tidak akan memberangkatkan haji tahun ini,” tegas dia.
Para pimpinan agama yang hadir pada umumnya mengapresiasi langkah-langkah yang ditempuh oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca Juga: FH UKI Jakarta Salurkan Bantuan Kepada Mahasiswa Perantau Ditengah Pandemi Covid-19
Kendati begitu, Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mukti, berharap agar komunikasi para pejabat kepada masyarakat kiranya satu irama dan tidak bertentangan satu sama lain.
“Sebab kita di lapangan mengalami kesulitan menghadapi masyarakat kalau hal ini berlangsung terus-menerus,” ujar dia.
Abdul Mukti menambahkan perlunya juga counter narasi dari pemerintah menghadapi banyaknya penyesatan informasi di berbagai media selama pandemi ini, baik menyangkut isu konspirasi, Cina, dan lain-lain.
Baca Juga: Tenaga Medis yang Berjuang untuk COVID-19 Telah Mengamalkan Makna Paskah Sepenuhnya
Sementara Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom menyatakan perlunya semua elemen masyarakat membangun dan mengembangkan disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan dan berbagai habitus baru dalam memasuki masa kenormalan baru.
“Tanpa disiplin, apapun yang dikerjakan oleh pemerintah akan sia-sia dan masyarakat akan terus berada dalam bayang-bayang penularan Covid-19 ini,” tukasnya.
Presiden Jokowi menyambut ajakan untuk meningkatkan disiplin nasional ini, di tengah kondisi masyarakat yang menurutnya memang masih kurang rasa disiplin.
Be the first to comment