OnlineKristen.Com | Bagi orang beriman, ketika melangkah, pada suatu titik akan sampai pada sebuah persimpangan. Pertanyaan adalah apakah kita akan mengambil jalan yang besar atau jalan lurus tapi sempit.
“Dalam konteks ini bukan bermaksud untuk khawatir, tapi kita mesti disikapi bersama,” ujar Ketua Umum DPP PIKI, Baktinendra Prawiro, MSc, MH, dalam Pidato Refleksi Awal Tahun bertajuk “Indonesia Quo Vadis” yang digelar di Hotel Gren Melia, Jakarta, Jumat, 31 Januari 2020.
Refleksi Awal Tahun DPP PIKI yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan refleksi perjalanan berbangsa dan melihat harapan serta ancaman yang mungkin hadir dalam menyongsong Indonesia selama lima tahun ke depan dan menuju Indonesia Emas.
Baca Juga: Perayaan Dies Natalis Ke-56 dan Natal PIKI, Ketum PIKI: Kebenaran Meninggikan Derajat Bangsa
Baktinendra melanjutkan tahun 2020 adalah tahun berat dilihat dari sudut ekonomi dunia.
Pada 1998, krisis moneter itu terasa besar di Jawa, tapi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi ketika itu ekspor meningkat karena ekonomi di luar negeri sedang boom (meningkat).
“Tapi sekarang kebalikannya ekonomi luar negeri sedang lesu, berarti impor mereka turun. Karena itu, berkali-kali kita mendengar para ekonom mengatakan Indonesia harus mengandalkan dirinya kepada investasi dan konsumsi,” beber dia.
Baktinendra sependapat kalau ingin meningkatkan investasi maka investor harus dipermudah. Jangan dipersulit dengan rezim perizinan yang begitu rumit.
Juga respon dari pasar pekerja (labour market) harus cukup elastis menyesuaikan dengan perkembangan. Lalu, sistem perpajakan harus disimplifikasi agar mudah pelaksanaannya dan tidak menyulitkan bagi mereka yang akan berinvestasi.
“Tujuannya ada dua. Yaitu agar investasi dalam negeri meningkat baik oleh investor dari dalam dan luar negeri. Dan terciptalah lapangan pekerjaan. Inilah dalam rangka upaya social welfare (kesejahteraan sosial) yang kita cita-citakan bersama,” pungkasnya.
Baca Juga: DPP PIKI Ajak Pengambil Kebijakan Kembali Pada Pemurnian Pancasila
Pada hari itu juga hadir Menteri Sosial Juliari Batubara sambil memberikan Keynote Speech yang menekankan pentingnya kaum inteligensia Kristen punya pengaruh (kualitas).
“Walaupun dari segi jumlah sedikit, namun hendaknya punya pengaruh (kualitas) agar setiap sepak terjang dan action (aksi) lebih diperhitungkan,” ujar dia.
Baca Juga: Usai Pemilu 2019, DPP PIKI Ajak Warga Menjaga dan Memelihara Persatuan Indonesia
“Saya yakin, PIKI berisi orang-orang yang berpengaruh. Tidak hanya memiliki pengalaman organisasi namun juga memiliki kecerdasan intelektual. Sebab itu, kehadiran PIKI mesti diteruskan dan mampu mewarnai,” tambah Juliari.
Juliari mengajak keluarga besar PIKI untuk bersinergi menjadi mitra strategis bersama kementerian sosial.
“Manfaatkanlah program-program di Kemensos untuk meningkatkan posisi tawar PIKI ditengah-tengah masyarakat. Kami siap membuka diri untuk bergandengan tangan dengan siapa saja, termasuk dengan PIKI,” imbuhnya.
Hadir dalam refleksi awal tahun tersebut yaitu Dr (HC) Willi Toisuta PhD, Dr Daniel Yusmic MH (Hakim Mahkamah Konstitusi) dan Aldentua Siringoringo, SH.
Sedangkan penanggap yakni Dr Badikenita Putri Sitepu (Senator asal Sumut), Dr Pos Hutabarat, Dr Theofransus Litaay dan Dr Bernard Nainggolan.
(VIC)
Be the first to comment